Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Usai Gagal Tanam dan Panen, Petani di Belu Diminta Kementan Gunakan Asuransi

Kompas.com - 07/08/2020, 17:23 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, kondisi cuaca di Tanah Air sedang tidak bersahabat.

Hal ini diketahui melihat sejumlah lahan sawah di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur mengalami gagal tanam dan gagal panen di musim tanam kedua (MT II).

Pada musim tanam kedua, rata-rata luas lahan sawah yang digarap di Kabupaten Belu berkurang karena ketersediaan air tidak cukup. Ini adalah dampak dari curah hujan sedikit dan tidak menentu.

Menteri yang akrab disapa SYL ini menerangkan, berdasarkan prediksi dari Badan Pangan Dunia (FAO), Indonesia memang menjadi salah satu negara yang terdampak kekeringan akibat kemarau panjang.

Baca juga: Petani di Bolmong Gagal Panen Akibat Banjir, Kementan Minta Petani Ikut Asuransi untuk Antisipasi

“Untuk itu langkah antisipasi harus dilakukan petani. Termasuk dengan mengikuti lahannya ke asuransi,” tuturnya, Jumat (07/08/2020).

Maka dari itu, Kementan melalui Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) pun mengajak petani di Belu NTT untuk segera menggunakan asuransi.

Direktorat Jenderal PSP Kementan Sarwo Edhy menambahkan, asuransi adalah langkah terbaik yang bisa dilakukan petani untuk menghindari kerugian akibat gagal panen.

Dia pun menyarankan, petani di Kabupaten Belu bisa menggunakan Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) untuk menjaga lahannya.

Dia juga menjelaskan, AUTP memiliki premi yang harus dibayarkan sebesar Rp 180.000 per hektar (ha) per metrik ton (MT). kemudian, nilai pertanggungan Rp 6 juta per ha per MT.

Baca juga: Tanggulangi Kerugian Petani Akibat Faktor Alam, Kementan Galakkan Program AUTP

Sarwo menegaskan, asuransi ini memberikan perlindungan terhadap serangan hama penyakit, banjir, dan kekeringan.

“Asuransi bisa membuat petani beraktivitas dengan tenang karena asuransi merupakan salah satu komponen dalam manajemen usahatani untuk mitigasi risiko bila terjadi gagal panen,” ujarnya seperti keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.

Dengan adanya asuransi, lanjutnya, perbankan lebih percaya dalam menyalurkan kreditnya.

Lebih lanjut, Sarwo menerangkan, agar tidak memberatkan petani, pelaksanaan asuransi pertanian dapat disinergikan dengan Kredit Usaha Rakyat (KUR).

“Sinergi KUR dan asuransi ini akan membantu petani. Setiap petani yang mendapatkan pembiayaan KUR, harus mendaftar asuransi pertanian, khususnya untuk usaha tani padi (AUTP) dan asuransi usaha ternak sapi/kerbau (AUTS/K),” jelasnya.

Baca juga: Lahan Pertanian di Siak Diserang Hama, Mentan Ajak Petani Setempat Ikut Asuransi

Selain itu, apabila usaha tani atau ternak mengalami gagal panen, petani akan mendapatkan penggantian atau klaim dari perusahaan asuransi.

Dengan begitu, ada jaminan terhadap keberlangsungan usaha tani dan tidak terjadi gagal bayar terhadap kreditnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Belu, Gerardus Mbulu mengatakan, gagal tanam dan gagal panen di musim tanam ke II disebabkan curah hujan sedikit.

Akibatnya, pasokan air irigasi yang biasanya ada kini menurun bahkan bisa kering sama sekali.

Baca juga: Kekeringan Ekstrem Landa 8 Kabupaten dan 1 Kota di NTT

Hal ini dapat dilihat pada musim tanam pertama yang dihitung dari November sampai Maret di mana tidak terjadi gagal tanam ataupun gagal panen.

Itu karena, curah hujan di musim tanam ini bagus sehingga sering disebut sebagai musim tanam utama.

Gerardus pun mengungkapkan, meski musim kemarau dan terjadi gagal tanam dan gagal panen namun masyarakat masih memiliki cadangan pangan.

Dia menjelaskan, pangan dalam konteks pertanian bukan hanya beras dan jagung tetapi sembilan komoditi pangan termasuk ternak sapi.

Baca juga: BMKG: Kemarau hingga Oktober, 4 Daerah Berstatus Awas Kekeringan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com