Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Kekeringan Melanda Sukabumi, Petani di Sana Diimbau Mentan Ikuti Asuransi

Kompas.com - 09/08/2020, 15:43 WIB
Hotria Mariana,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kekeringan tengah melanda lahan pertanian di Desa Purwasedar, Kecamatan Ciracap, Sukabumi.

Pasokan air, baik curah hujan maupun yang berasal dari saluran air Sungai Cidadap pun kian menipis. Akibatnya, puluhan hektar tanaman padi berusia dua bulan terancam gagal panen.

Banudin, petani dari Kampung Tangkolo, Desa Purwasedar mengungkapkan, sudah sekitar dua bulan hujan tidak turun di wilayahnya sehingga sawah mulai kekeringan.

Padahal, tambah Banudin, tahun lalu para petani bisa menghadapi musim kemarau karena masih bisa mendapatkan pengairan dari Sungai Cidadap. 

Baca juga: BMKG: Kemarau hingga Oktober, 4 Daerah Berstatus Awas Kekeringan

Melihat kondisi tersebut Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo langsung mengambil langkah penyelamatan para petani di daerah itu.

Melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), Kementerian Pertanian (Kementan) menganjurkan para petani mengikuti program Asuransi Tani Padi (AUTP) untuk menghindari kerugian. 

“Kami tidak ingin ada pertanian yang terkendala, agar ketahanan pangan juga bisa terjaga. Untuk itu, kami berharap permasalahan yang dihadapi para petani di Sukabumi bisa dicarikan penyelesaiannya," tuturnya Mentan SYL dalam rilis resmi yang diterima Kompas.com, Minggu (9/08/2020).

Namun, sebagai langkah antisipasi, Mentan mengimbau petani harus mengikuti asuransi. Dengan begitu mereka tidak mengalami kerugian jika bertemu kondisi seperti ini

Baca juga: Kekeringan Mengancam, Kementan Imbau Petani Perbaiki dan Bangun Sistem Pengairan

Selain program asuransi, Kementan sebenarnya juga sudah melakukan sejumlah upaya untuk mengatasi permasalah kekeringan di Sukabumi

Direktur Jenderal PSP Kementan Sarwo Edhy mengatakan, pihaknya telah mengalokasikan bantuan konservasi air berupa embung, irigasi pompa, dan irigasi pipa dengan jumlah masing-masing satu unit. 

"Kami berharap bantuan tersebut bisa menjadi solusi untuk mengatasi kekeringan di Sukabumi," imbuh Sarwo. 

Namun, Sarwo menekankan, program asuransi merupakan solusi bijak bagi para petani. Pasalnya, dengan begitu petani bisa mendapatkan perlindungan dari risiko yang dapat diklaim untuk memperoleh modal kerja supaya bisa terus bertani. 

Baca juga: Pemerintah Targetkan Semua Lahan Pertanian di Bantaeng Masuk AUTP, Begini Caranya

“Jika terjadi risiko terhadap tanaman yang diasuransikan, serta kerusakan tanaman atau gagal panen, klaim AUTP akan diproses. Dengan catatan, syarat yang ditentukan dalam proses klaim telah terpenuhi sehingga asuransi akan membayarkan klaim asuransi,” terang Sarwo. 

Adapun besaran polis klaim yang akan petani dari pemanfaatan AUTP mencapai 75 persen berdasarkan luas petak alami tanaman padi. Untuk luas lahan satu hektar, jumlah klaim yang akan didappat petani sebesar Rp 6 juta.

Pembayaran ganti rugi atas klaim dilaksanakan paling lambat 14 hari kerja sejak Berita Acara Hasil Pemeriksaan Kerusakan (BAHPK) disetujui.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Spend Smart
Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Whats New
Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Work Smart
PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

Whats New
Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com