JAKARTA, KOMPAS.com – PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat pertumbuhan positif terkait jumlah investor di Pasar Modal Indonesia yang meningkat 21,66 persen secara tahunan atau 3,02 juta investor, dibandingkan dengan tahun 2019.
Dari jumlah tersebut, investor reksa dana mendominasi 30,5 persen. Sementara investor efek hanya naik 15,88 persen dan investor SBN meningkat 21,09 persen.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan Hoesen mengatakan, pertumbuhan Single Investor Identification (SID) reksa dana memang tumbuh paling besar dibanding SID di saham. Hal ini didorong oleh saluran distribusi yang lebih luas.
Baca juga: Pemerintah Akan Lelang Surat Utang Negara Maksimal Rp 40 Triliun
Selain itu, metode pemasaran yang beragam memudahkan investor untuk masuk pasar modal melalui reksa dana.
“Reksa dana memang paling tinggi, mungkin memang salah satunya terkait dengan infrastruktur. Karena reksa dana ini mempunyai saluran yang lebih luas, di samping itu penawaran bisa melalui manager investasi, anggota bursa, perbankan dan fintech,” kata Hoesen melalui virtual konferensi, Senin (10/8/2020).
Hoesen mengatakan, dengan penggunaan teknologi yang intens dalam melakukan pemasaran reksa dana, mendorong pembukaan rekening SID reksa dana lebih cepat. Namun demikian, Hoesen menyebut kenaikan jumlah investor pasar modal tersebut di luar ekspektasi.
“Harapan kita memang ada (kenaikan) tapi kita tidak berpikir 3 juta itu bisa dicapai saat ini. Ini mungkin diluar ekspektasi,” kata dia.
Baca juga: Kasus Covid-19 Terus Melonjak, RS BUMN Masih Bisa Tampung Pasien
Ia menambahkan, kondisi pandemi saat ini nyatanya publik masih membutuhkan investasi, karena usaha yang dijalankan mungkin sudah sulit untuk bertahan. Sehingga alternatif yang ditempuh adalah bergabung di pasar modal dengan model transaksi yang mudah secara online.
“Melihat kondisi sekarang ini mungkin hikmah di tengah Covid-19. Untung ada pandemi sehingga investor kita bisa banyak. Adanya pandemi kan enggak selalu bukin kita susah, ada selalu ada harapan baru,” kata dia.
Hal senada disampaikan oleh Direktur Utama Kustodian Sentral Efek Indonesia Uriep Budhi Prasetyo, menurutnya pertumbuhan toral investor tersebtu tidak lepas dari keterlibatan milenial untuk berkontribusi di pasar modal.
Baca juga: Sri Mulyani: Gaji Ke-13 PNS Dibayarkan Hari Ini
Berdasarkan data KSEI, pada akhir Juli 2020 total investor 3,2 juta dengan 1 persennya adalah institusi dan sisanya retail. Retail kebanyakan merupakan kalangan usia di bawah 30 tahun memiliki persentase 46,14 persen berkontribusi di pasar modal.
“Kemungkinan besar karena banyak generasi milenial yang mulai belajar dan masuk beinvstasi di pasar modal melalui galeri atau sekolah pasar modal. Kalau kita liaht 1 tahun yang lalu, angkanya masih 44 persen jadi bertumbuh,” kata dia.
Sementara itu, untuk golongan usia dibawah 40 tahun totalnya 70,7 persen dan didominasi oleh laki-laki. Pertumbuhan ini juga menyebar dengan hampir 70 persen di pulau Jawa dan sebagian lain menyebar di Indonesia.
Baca juga: Marak Klaim Obat Covid-19, YLKI Sentil Pemerintah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.