Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investor Reksadana Terus Melonjak, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 10/08/2020, 17:00 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat pertumbuhan positif terkait jumlah investor di Pasar Modal Indonesia yang meningkat 21,66 persen secara tahunan atau 3,02 juta investor, dibandingkan dengan tahun 2019.

Dari jumlah tersebut, investor reksa dana mendominasi 30,5 persen. Sementara investor efek hanya naik 15,88 persen dan investor SBN meningkat 21,09 persen.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan Hoesen mengatakan, pertumbuhan Single Investor Identification (SID) reksa dana memang tumbuh paling besar dibanding SID di saham. Hal ini didorong oleh saluran distribusi yang lebih luas.

Baca juga: Pemerintah Akan Lelang Surat Utang Negara Maksimal Rp 40 Triliun

Selain itu, metode pemasaran yang beragam memudahkan investor untuk masuk pasar modal melalui reksa dana.

“Reksa dana memang paling tinggi, mungkin memang salah satunya terkait dengan infrastruktur. Karena reksa dana ini mempunyai saluran yang lebih luas, di samping itu penawaran bisa melalui manager investasi, anggota bursa, perbankan dan fintech,” kata Hoesen melalui virtual konferensi, Senin (10/8/2020).

Hoesen mengatakan, dengan penggunaan teknologi yang intens dalam melakukan pemasaran reksa dana, mendorong pembukaan rekening SID reksa dana lebih cepat. Namun demikian, Hoesen menyebut kenaikan jumlah investor pasar modal tersebut di luar ekspektasi.

“Harapan kita memang ada (kenaikan) tapi kita tidak berpikir 3 juta itu bisa dicapai saat ini. Ini mungkin diluar ekspektasi,” kata dia.

Baca juga: Kasus Covid-19 Terus Melonjak, RS BUMN Masih Bisa Tampung Pasien

Ia menambahkan, kondisi pandemi saat ini nyatanya publik masih membutuhkan investasi, karena usaha yang dijalankan mungkin sudah sulit untuk bertahan. Sehingga alternatif yang ditempuh adalah bergabung di pasar modal dengan model transaksi yang mudah secara online.

“Melihat kondisi sekarang ini mungkin hikmah di tengah Covid-19. Untung ada pandemi sehingga investor kita bisa banyak. Adanya pandemi kan enggak selalu bukin kita susah, ada selalu ada harapan baru,” kata dia.

Hal senada disampaikan oleh Direktur Utama Kustodian Sentral Efek Indonesia Uriep Budhi Prasetyo, menurutnya pertumbuhan toral investor tersebtu tidak lepas dari keterlibatan milenial untuk berkontribusi di pasar modal.

Baca juga: Sri Mulyani: Gaji Ke-13 PNS Dibayarkan Hari Ini

Berdasarkan data KSEI, pada akhir Juli 2020 total investor 3,2 juta dengan 1 persennya adalah institusi dan sisanya retail. Retail kebanyakan merupakan kalangan usia di bawah 30 tahun memiliki persentase 46,14 persen berkontribusi di pasar modal.

“Kemungkinan besar karena banyak generasi milenial yang mulai belajar dan masuk beinvstasi di pasar modal melalui galeri atau sekolah pasar modal. Kalau kita liaht 1 tahun yang lalu, angkanya masih 44 persen jadi bertumbuh,” kata dia.

Sementara itu, untuk golongan usia dibawah 40 tahun totalnya 70,7 persen dan didominasi oleh laki-laki. Pertumbuhan ini juga menyebar dengan hampir 70 persen di pulau Jawa dan sebagian lain menyebar di Indonesia.

Baca juga: Marak Klaim Obat Covid-19, YLKI Sentil Pemerintah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com