JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin menyatakan, saat ini dunia tengah menghadapi transformasi sistem energi, yang lebih ramah lingkungan atau energi baru terbarukan (EBT). Transformasi ini muncul akibat adanya desakan masyarakat di berbagai negara yang khawatir akan ancaman pemanasan global.
"Semua orang percaya sistem energi harus berubah dari fossil based, carbon based, menjadi sustainable based," katanya dalam sebuah diskusi virtual, Rabu (12/8/2020).
Dengan adanya transformasi tersebut, Budi meyakini akan berdampak terhadap perusahaan-perusahaan energi di seluruh dunia, termasuk BUMN energi seperti PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero).
Baca juga: Pertamina Pakai Sistem Lelang Jabatan, Semua Karyawan Bisa Daftar Jadi Direksi
Mantan Direktur Utama PT Inalum (Persero) itu mencotohkan, salah satu hal yang akan terjadi dengan adanya transformasi tersebut adalah, peningkatan penggunaan kendaraan berbasiskan energi listrik.
Dengan adanya peningkatan penggunaan kendaraan listrik, PLN diproyeksi mengalami keuntungan, namun pada saat bersamaan Pertamina justru akan merugi.
Pasalnya, penjualan bahan bakar minyak (BBM) memiliki porsi sekitar 65 persen dari total pendapatan Pertamina.
"Saya bilang ke Pertamina, apa yang terjadi jika mobil combution engine berubah menjadi mobil listrik. 65 persen income Pertamina berasal dari bahan bakar bensin, akan sangat berubah. Yang untung PLN, yang rugi Pertamina," tutur Budi.
Oleh karenanya, Budi menekankan pentingnya transformasi bagi perusahaan-perusahaan energi, guna mengangtisipasi tren peningkatan penggunaan EBT.
Baca juga: Ahok: Saya Digaji untuk Menyelamatkan Uang Pertamina