JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah mengeluarkan segala jurus untuk memompa kinerja perekonomian yang tertekan akibat pandemi virus corona (Covid-19).
Sebab, meski dalam kondisi tertekan, pemerintah berharap hingga akhir tahun perekonomian Indonesia masih bisa bertahan di zona positif.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memaparkan, agar perekonomian RI setidaknya bisa tumbuh di kisaran nol persen hingga 1 persen pada akhir tahun, kinerja perekonomian pada kuartal III dan IV mendatang harus benar-benar didorong.
Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Diprediksi -1 Persen di Kuartal III 2020, RI Terancam Resesi
Pasalnya, di kuartal II tahun ini, ekonomi RI mengalami kontraksi cukup dalam, yakni sebesar -5,32 persen.
"Untuk kuartal III, kita berharap growth minimal 0 persen dan positif 0,5 persen," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers virtual, Rabu (5/8/2020).
Sementara itu, untuk realisasi kuartal terakhir tahun ini diharapkan dapat tumbuh di kisaran 3 persen.
"Kalau terjadi keseluruhan pertumbuhan ekonomi 2020 diharapkan akan tetap terjaga pada zona positif, minimal 0 persen hingga 1 persen," ucapnya.
Adapun Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali minus pada kuartal III tahun ini.
Baca juga: Menko Airlangga Prediksi Pertumbuhan Ekonomi 2020 Minus 0,49 Persen
Artinya, perekonomian Indonesia terancam bakal masuk ke dalam jurang resesi lantaran selama dua kuartal berturut-turut mengalami kontraksi.
Airlangga dalam paparannya di acara Rapat Kerja Nasional Asosiasi Pengusaha Indonesia (Rakernas Apindo) memproyeksi, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2020 akan -1 persen. Sementara, realisasi pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2020 lalu -5,32 persen.
"Jika melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia ini dibandingkan negara lain kuartal I adalah satu dari sedikit yang masih positif bersama dengan Korea Selatan. Sementara kalau dilihat kuartal II, negara lain jatuh lebih dalam," jelas Airlangga dalam video conference, Rabu (12/8/2020).
Untuk mendukung kinerha perekonomian hingga akhir tahun, pemerintah tengah menggodok berbagai skema stimulus baru untuk menggerakkan perekonomian.
Baca juga: Resesi Ekonomi dan Kepercayaan Publik pada Jokowi
Stimulus tersebut memiliki sasaran mulai dari pegawai swasta, ibu rumah tangga, anak sekolah, hingga pelaku UMKM.
Adapun rinciannya sebagai berikut.
Pemerintah memutuskan untuk memberikan subsidi gaji kepada 15,7 juta pekerja dengan jumlah total anggaran sebesar Rp 37,7 triliun.
Bantuan subsidi gaji ini diberikan kepada pekerja formal atau buruh sebesar Rp 600.000 per bulan selama empat bulan sehingga total menjadi Rp 2,4 juta per orang.
Uang tersebut akan ditransfer ke rekening pekerja yang terdaftar di dalam BPJS Ketenagakerjaan.