Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Luhut, China Mampu Tekan Kemiskinan dan Satukan 1,4 Miliar Penduduknya Berkat Ini

Kompas.com - 14/08/2020, 17:10 WIB
Ade Miranti Karunia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, China mampu menekan angka kemiskinan berdasarkan ideologi yang dianut negara itu, yakni komunisme.

Selain mampu menurunkan angka kemiskinan dengan cara tersebut, juga dapat menyatukan 1,4 miliar jumlah penduduk di China.

"Terkadang kita enggak mau mengakui itu. Kita selalu berbicara slogan komunis. Komunis itu memang dibutuhkan untuk negara mereka, kalau tidak 1,4 miliar itu penduduknya di sana itu tidak bisa menjadi satu," ucap dia di hadapan para rektor Universitas Indonesia (UI) pada peringatan Dies Natalies IV Sekolah Kajian Strategik dan Global (SKSG) secara virtual, Jumat (14/8/2020).

"Itu yang kita lakukan sehingga tidak ada kritik-kritik yang perlu. Mereka hanya fokus dan pemerintah men-deliver, sehingga kemiskinan yang diselesaikan di China itu sangat besar dibandingkan berbagai negara di dunia," sambung Luhut.

Baca juga: China Bakal Bangun Rel Kereta Api Terpanjang di Dunia, Bagaimana RI?

Menurut dia, China menjadi negara maju berkat Amerika Serikat (AS) yang sekarang justru sedang melakukan perang dagang.

"Amerika itu mungkin kebablasan memberikan previlage kepada China. Tetapi begitu dahsyatnya majunya China, Anda bisa lihat teknologinya, 5G-nya, efisiensi, disiplinnya. Itu berubah menjadi suatu negara yang hebat," ujarnya.

Sebelumnya, Luhut juga mengatakan, Negara Tirai Bambu tersebut memberikan kontribusi besar dalam perdagangan dunia. Maka, bila terjadi gejolak di China, secara global akan terpengaruh. Begitu pula dengan Indonesia.

"16 persen bahkan lebih perdagangan dunia itu dipegang oleh China. Jadi, kalau ada apa-apa dengan China kita pasti terganggu," ujarnya.

Baca juga: Luhut: Dulu Kita Anggap China Seperti di Glodok Saja...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com