Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 5,5 Persen, Ekonom: Terlalu Konservatif

Kompas.com - 15/08/2020, 12:09 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia ditargetkan berada di kisaran 4,5 hingga 5,5 persen pada 2021. Hal itu disampaikannya dalam pidato Nota Keuangan RAPBN 2021.

Menanggapi proyeksi tersebut, Direktur Riset Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah menilai, pemerintah menaruh target yang terlalu konservatif. Menurut dia, pemerintah bisa lebih progresif untuk membangkitkan kembali ekonomi nasional.

"Menurut Saya target pertumbuhan ekonomi kita terlalu konservatif, berharap pemerintah lebih progresif. Kita punya potensi tumbuh lebih tinggi, asalkan penanggulangan wabah bisa lebih baik," ungkap Piter kepada Kompas.com, Jumat (14/8/2020).

Baca juga: Ekonomi RI Minus 5,32 Persen, Menko Airlangga: Tidak Sedalam yang Lain

Piter menilai, seharusnya pemerintah bisa menargetkan pertumbuhan ekonomi di 2021 lebih tinggi lagi, berkisar 6 persen hingga 7 persen. Tentu untuk mencapainya perlu ditopang dengan program dan anggaran negara yang lebih besar.

Ia mengakui, salah satu kosenkuensi dari anggaran yang besar adalah defisit APBN yang semakin melebar. Tapi menurutnya itu bukan masalah, selama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang tengah terpuruk akibat pandemi Covid-19.

Terlebih ada Peraturan Pengganti UU (Perppu) Nomor 1 tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi Corona Disease 2019 (Covid-19), telah disetujui DPR menjadi Undang-Undang (UU). Di mana, defisit anggaran diperbolehkan di atas 3 persen terhadap PDB selama tiga tahun, yakni pada 2020, 2021, dan 2022.

"Seharusnya pemerintah bisa memanfaatkan ruang fiskal yang lebih lebar, yang diberikan oleh Perppu, dengan tujuan untuk Lebih mendorong pertumbuhan ekonomi," sebut Piter.

Adapun, dalam RAPBN 2021 pemerintah menargetkan defisit anggaran menjadi 5,5 persen dari PDB atau sebesar Rp 971,2 triliun. Defisit ini lebih rendah dibandingkan tahun 2020 yang ditargetkan sekitar 6,34 persen dari PDB atau sebesar Rp 1.039,2 triliun.

Baca juga: Sri Mulyani Proyeksi Ekonomi RI Bisa Minus 1,1 Persen pada 2020

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Whats New
Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com