Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Optimisme Para Pembantu Jokowi soal Perekonomian RI di Tengah Pandemi...

Kompas.com - 16/08/2020, 14:19 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kinerja perekonomian Indonesia kian tertekan di tengah pandemi. Banyak pihak pun memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia bakal kembali negatif pada kuartal III mendatang.

Artinya, Indonesia bakal terperosok pada jurang resesi lantaran pada kuartal II lalu pertumbuhan ekonomi telah mengalami kontraksi cukup dalam, yakni -5,32 persen.

Namun demikian, jajaran kabinet pemerintahan Presiden Joko Widodo masih optimistis dalam memandang kinerja perekonomian RI ke depan.

Baca juga: Bandingkan Ekonomi RI dengan Singapura, Erick Thohir: Kita Lebih Baik daripada Mereka

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri BUMN Erick Thohir misalnya, mereka memandang perekonomian RI masih lebih baik jika dibandingkan dengan beberapa negara lain di dunia, seperti Singapura dan India.

Adapun berikut rangkuman mengenai pendapat para menteri kabinet Presiden Joko Widodo terkait kinerja perekonomian RI:

1. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan pemerintah siap menghadapi resesi karena memiliki persiapan infrastruktur dan program yang kuat.

Dilansir dari Antara, Sabtu (15/8/2020), Luhut menjelaskan pertumbuhan ekonomi diharapkan bisa tumbuh nol persen atau positif 0,5 persen dan kemungkinan terburuk mencapai negatif 0,5 persen.

"Ya kalau resesi terjadi, ya bisa saja terjadi. Tapi kita siap hadapi itu semua karena infrastruktur yang kita buat, program yang kita buat, eksekusi yang kita buat, kita feel comfortable (masih nyaman)," katanya.

Luhut menjelaskan, istilah comfortable bukan merupakan opini pribadinya. Namun, hal itu muncul lantaran banyak institusi internasional, mulai dari IMF, Bank Dunia hingga berbagai lembaga pemeringkat kredit internasional.

Ia menuturkan secara rutin memberikan paparan mengenai kondisi ekonomi dan penanganan Covid-19 ke lembaga-lembaga tersebut. Hal itu dilakukan juga sebagai upaya mendapatkan masukan atas kebijakan-kebijakan yang dilakukan Indonesia dalam upaya memulihkan ekonomi di tengah pandemi.

Baca juga: Jokowi Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 2021 Capai 5,5 Persen, Realistis?

"Mereka selalu katakan program kita itu program yang sangat komprehensif, maybe some extend the best among emerging market (di beberapa bagian yang terbaik diantara negara berkembang lainnya). Jadi, sebenarnya eksekusi kita ini yang paling penting. Program sudah begitu bagus disusun," kata dia.

2. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto

Airlangga membandingkan kinerja perekonomian Indonesia dengan beberapa negara lain. Menurut Airlangga, meski terkontraksi atau tumbuh negatif 5,32 persen pada kuartal II tahun ini, kinerja perekonomian Indonesia tidak seburuk negara lain.

"Dibandingkan dengan peer country, Malaysia baru saja mengumumkan, mereka turun sangat dalam 17,1 persen, Filipina -16,5 persen, kemudian Singapura -12 persen, Jerman -11 persen dan Prancis -19 persen," ujar Airlangga dalam konferensi pers RAPBN dan Nota Keuangan 2021 secara virtual, Jumat (14/8/2020).

"Jadi di antara negara lain (meski minus 5,32 persen) kondisi Indonesia relatif tidak sedalam yang lain," sambungnya.

Airlangga pun mengatakan, tren kinerja perekonomian Indonesia saat ini sudah mulai menunjukkan arah positif.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Earn Smart
Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Whats New
Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com