Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/08/2020, 19:55 WIB
Rully R. Ramli,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Freeport Indonesia (PTFI) mengakui, pembangunan pabrik pemurnian atau smelter tembaga tidak menguntungkan baik bagi perusahaan maupun negara.

Presiden Direktur PTFI, Tony Wenas, mengatakan, hal tersebut dikibatkan minimnya nilai tambah dihasilkan oleh smelter.

Tony menjelaskan, nilai tambah dari produksi bijih menjadi konsentrat tembaga sudah mencapai 95 persen. Dengan demikian, pengolahan konsentrat menjadi tembaga murni atau catode copper hanya mencapai 5 persen.

Menurutnya, hal tersebut tidak sebanding dengan harga jual jika diekspor dan modal yang harus dikeluarkan oleh negara dan perusahaan.

Baca juga: Berapa Orang Papua yang Jadi Eksekutif di Freeport?

"Ini juga perlu dipahami pembanuhan ini memang bukan menguntungkan. Smleter tembaga itu hasil utamanya adalah refenry itu. Nilai tambah dari bijih ke konstrat sudah 5 persen. Karena harga jual sudah itu. Dari konsentrat ke katoda hanya 5 persen," ujar Tony dalam diskusi virtual, Senin (17/8/2020).

Kendati demikian, Tony memastikan, pihaknya akan tetap melanjutkan pembangunan smelter. Pasalnya, pembangunan tersebut sudah termuat dalam peralihan kontrak karya PTFI.

Pembangunan smelter akan tetap dilakukan di Gresik karena dekat dengan pabrik Petrokimia yang akan menyerap asam sulfat dari proses permurnian. Disatu sisi, biaya logistik jauh lebih murah.

"PTFI akan bangun satu smleter baru. Seluruh konsentrat PTFI akan bisa diolah didalam negeri. Itu adalah yang sedang kita lakukan sekarang meski memang terlambat. Terlepas dari itu, kita akan tetap bangun," ucap Tony.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com