Meski sudah membayar iuran BPJS Kesehatan, banyak orang tetap menggunakan asuransi kesehatan swasta sebagai pelengkap. Data Profil Statistik Kesehatan 2019 menunjukkan bahwa, seiring dengan berjalannya waktu, semakin banyak penduduk di atas usia 60 tahun yang memiliki jaminan kesehatan.
Tapi, kepemilikan asuransi swasta bagi penduduk dengan usia di atas 60 tahun justru makin menurun, dari 0,83 persen di 2017 jadi 0,56 persen saja di tahun 2019.
Baca juga: 5 Langkah Mendapatkan Asuransi Kesehatan yang Tepat
Sedangkan, jumlah kepesertaan BPJS terlihat meningkat dari tahun ke tahun secara cukup signifikan. Dari yang awalnya 50,5 persen di 2017 menjadi 62,3 persen di 2019.
"Makin banyak penduduk berusia 60 tahun ke atas yang menjatuhkan pilihan pada BPJS Kesehatan sebagai jaminan kesehatan mereka," jelas Manajer Konten Lifepal, Ruben Setiawan.
Menurut Ruben, hal ini masuk akal, mengingat premi atau iuran BPJS Kesehatan jauh lebih terjangkau ketimbang premi asuransi swasta secara umum. Dalam Profil Statistik Kesehatan 2019, disebutkan pula bahwa kepemilikan asuransi swasta bagi penduduk dengan rentang usia yang lebih muda justru lebih tinggi.
Sebut saja, untuk yang berusia 40 hingga 44 tahun berjumlah 1,17 persen dari total penduduk di usia tersebut.
Diungkapkan Ruben, penyakit-penyakit kritis bahkan sudah mulai menyerang penduduk di saat usia mereka masih produktif hingga menginjak 60 tahun.
Baca juga: Simak Cara Klaim Asuransi Kesehatan Berikut Ini
Data di Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa, nilai rata-rata prevalensi kanker penduduk usia 54 hingga 75 tahun ke atas mencapai 4 per 1.000 penduduk.
Sementara itu, nilai rata-rata prevalensi penyakit jantung terlihat lebih tinggi yakni 4,4 per 1.000 penduduk. Yang juga tak kalah mengerikan adalah, tingkat rata-rata prevalensi diabetes melitus ternyata 5,2 per 1.000 penduduk.
Kemungkinan kebutuhan pelayanan medis yang cepat bagi yang memiliki kondisi tersebut jauh lebih besar dari mereka yang masih sehat dan dalam usia produktif.
Sebagai contoh, penduduk lanjut usia yang terserang penyakit kritis seperti stroke misalnya, cenderung butuh sesegera mungkin mendapat penanganan dokter khusus.
Namun, BPJS Kesehatan mensyaratkan adanya rujukan terlebih dahulu dari faskes tempat pasien terdaftar, sebelum bisa mendapatkan penanganan di fasilitas kesehatan yang lebih memadai.
Baca juga: BPJS Jadi Program Asuransi Kesehatan Terbesar di Dunia
"Alhasil, berbagai resiko berat, termasuk resiko meninggal dunia karena keterlambatan penanganan lebih mungkin terjadi," kata Ruben.
"Bisa dikatakan bahwa, semakin bertambahnya usia kita maka kecepatan penanganan sekaligus kenyamanan berobat adalah hal yang terlalu penting untuk diabaikan. Itulah sebabnya asuransi kesehatan swasta juga dibutuhkan," kata dia lagi.
Dengan ini, lanjut dia, terlihat bahwa kepemilikan BPJS dan asuransi kesehatan yang tepat guna memang saling melengkapi.
"Namun dapat diingat, tujuan asuransi adalah untuk menghindari risiko finansial berlebih, sehingga pilihannya dapat disesuaikan lagi dengan kebutuhan dan kemampuan finansial kita setiap bulannya," ungkap Ruben.
Baca juga: Seberapa Pentingkah Asuransi Kesehatan?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.