Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semester I-2020, Laba Bersih BNI Turun 41,6 Persen

Kompas.com - 18/08/2020, 17:42 WIB
Kiki Safitri,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) mencatatkan penurunan laba bersih 41,6 persen pada semester I tahun 2020 yakni Rp 4,46 triliun, dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 7,63 triliun.

Direktur Keuangan BNI Sigit Prastowo menuturkan, penurunan laba yang terjadi lantaran restrukturisasi kredit dan juga dampak Covid-19 terhadap kualitas asset.

"Kita harus membentuk tambahan CKPN (Cadangan Kerugian Penurunan Nilai) yang besar, kita memperoyeksikan profit kita akan tergerus signifikan karena dua hal tersebut. Kedepan kita maintain laba tetap positif tentunya tidak lebih besar dari tahun sebelumnya," kata Sigit video konferensi, Selasa (18/8/2020).

Baca juga: BNI Beroperasi Penuh di Singapura

Sigit juga menjelaskan, perseroan mengalami penundaan pembayaran pokok dan bunga kredit yang berakibar pada Net Interest Margin (NIM) turun menjadi 4,5 persen pada semester I tahun 2020 dibandingkan 4,9 persen pada periode sama tahun lalu.

“Kita ada penundaan pembayaran pokok dan bunga kepada nasaah kami yang terdampak Covid-19 maka ita memproyeksikan NIM kita turun. Kalau sampai semester I ini sudah turun 1,9 persen ke 4,5 persen atau 40 bps,” jelas dia.

Aset Bertumbuh

Walau demikian, Direktur Layanan dan Jaringan BNI Adi Sulistyowati mengatakan total asset perseroan mengalami pertumbuhan 4,4 persen YoY sebesar Rp 880,12 triliun, naik dibanding periode sama tahun lalu Rp 843,21 triliun.

Pertumbuhan total asset tersebut sejalan dengan strategi BNI yang selektif dalam melakukan ekspansi di tengah pandemi Covid–19.

Pertumbuhan aset tersebut juga ditopang oleh Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tumbuh baik sebesar 11,3 persen YoY atau Rp 662,38 triliun dibanding periode sama tahun lalu Rp 595,07 triliun.

“Pertumbuhan DPK tersebut lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan DPK di industri per Juni 2020 yang tumbuh 7,9 persen YoY,” kata Adi.

Guna menghimpun DPK, dilakukan dengan menjadikan dana murah (CASA) sebagai prioritas utama, untuk memperbaiki cost of fund ke depan.

Hingga semester pertama tahun 2020, cost of fund membaik, yakni 2,9 persen atau (30 bps) dibandingkan posisi yang sama tahun lalu sebesar 3,2 persen.

“Membaiknya cost of fund ini mendorong penurunan beban bunga di semester pertama sebesar -5,6 persen YoY, sehingga di tengah kondisi bisnis yang menantang akibat pandemi ini, BNI dapat menjaga NIM di level 4,5 persen,” jelas Adi.

Di sisi lain, saat perekonomian terkontraksi 5,23 persen secara tahunan pada semester pertama tahun 2020, Bank BNI masih menunjukkan pertumbuhan kredit sebesar 5 persen YoY, menjadi Rp 576,78 triliun dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 549,23 triliun.

Penyaluran Kredit

Bank BNI juga telah menyalurkan kredit sebesar Rp 27,5 triliun di pada semester pertama 2020. 

“Pertumbuhan kredit didukung dengan kebijakan stimulus yang dikeluarkan oleh pemerintah, diantaranya penempatan dana pemerintah di bank umum, serta penjaminan pemerintah kepada pelaku usaha dalam rangka pelaksanaan program pemulihan ekonomi nasional,” kata dia.

Baca juga: Fasilitasi Masuknya 400 Investor Jepang, BNI Himpun Rp 6,5 Triliun

Sementara itu, pertumbuhan kredit dikontribusi oleh kredit korporasi swasta yang tumbuh 12,6 persen YoY, yakni Rp 196,32 triliun dibanding periode sama tahun lalu, Rp 174,3 triliun. Kemudian Kredit pada Korporasi BUMN juga tumbuh 6,1 persen YoY, yakni Rp 117,8 triliun atau naik dibanding periode sama tahun lalu, dari Rp 111,04 triliun.

Adapun Kredit Segmen Kecil dan Konsumer juga menunjukkan pertumbuhan, masing-masing sebesar 3,4 persen YoY dan 3,9 persen YoY.

Pertumbuhan kredit pada segmen kecil terutama berasal dari penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan kredit di bawah Rp 10 miliar, sedangkan kredit konsumer berasal dari mortgage dan payroll loan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com