Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Menarik Uang Rp 75.000, dari Klarifikasi Baju Adat China hingga Sulit Dipalsukan

Kompas.com - 19/08/2020, 05:37 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

2. Tidak berkaitan dengan redenominasi

Seiring diedarkannya rupiah khusus, desainnya pun menjadi sorotan. Teranyar, desain tiga angka 0 yang dicetak lebih kecil dari angka 75 dalam tulisan "75.000" banyak dikaitkan dengan redenominasi.

Dikaitkannya isu redenominasi dengan uang rupiah khusus disebabkan oleh rencana pemerintah memperkecil nominal uang.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati belum lama ini mengusulkan 19 Rancangan Undang-Undang (RUU) yang menjadi bidang tugas Kementerian Keuangan untuk ditetapkan dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas) Jangka Menengah 2020-2024.

Salah satu yang dimasukkan dalam Prolegnas 2020-2024 adalah perubahan nominal rupiah alias redenominasi. Rencana tertuang dalam PMK No.77/PMK.01/2020 Tentang Rencana Strategis Kementerian Keuangan 2020-2024.

Baca juga: Begini Cara Bedakan Uang Rupiah Rp 75.000 Asli atau Palsu

Nantinya, rupiah bakal disederhakan, misal Rp 1.000 jadi Rp 1, Rp 10.000 jadi Rp 10, dan seterusnya. Pengecilan nominal bertujuan untuk mempermudah laporan dan pencatatan keuangan.

Deputi Gubernur Bank Indonesia, Rosmaya Hadi mengatakan, pengedaran dan pencetakan uang Peringatan Kemerdekaan RI pecahan Rp 75.000 tidak bertujuan untuk redenominasi.

Dia bilang, redenominasi akan dilakukan pada saat ekonomi berada dalam kondisi yang stabil, bukan saat pandemi Covid-19 masih berlangsung.

"Ini tidak masuk (redenominasi), ini (redenominasi) tentu ada satu tim lagi. Ada step-nya, berbeda tujuannya," kata Rosmaya dalam Taklimat Media Uang Peringatan Kemerdekaan ke-75 Tahun RI secara virtual, Selasa (18/8/2020).

Rosmaya menyatakan, pengeluaran dan pengedaran uang peringatan kemerdekaan merupakan bagian dari pencetakan uang tahun anggaran tahun 2020, sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Baca juga: Uang Rp 75.000 Dibanderol Harga Selangit di E-commerce, Ini Kata BI

Perencanaannya telah dimulai sejak 2018, dengan mendasarkan pada ketentuan dan tata kelola pada Undang-undang Nomor 7 Tahun 2011 Tentang Mata Uang.

"Ini betul-betul memperolehnya dengan cara tukar (uang lama ke uang baru). Dan angka nol kecil itu bukan berarti redenominasi, tidak. Redenominasi ada tersendiri, Menghilangkan 3 angka, tentu dengan nilai dan tetap. Itu lain lagi ceritanya," jelas Rosmaya.

Onny menambahkan, angka nol yang dicetak kecil bertujuan untuk mempertegas peringatan kemerdekaan ke-75 tahun RI.

"Itu maksudnya ditekankan ke ulang tahun, ulang tahun Indonesia ke 75 tahun. Kalau redenominasi, sendiri lagi. Begitu, ya," papar Onny.

3. Bukan baju adat China, tapi baju adat Suku Tidung

Masih menyangkut desain, masyarakat beranggapan ada baju adat China di antara 9 orang anak yang mengenakan baju adat di halaman belakang mata uang rupiah khusus.

Kepala Departemen Pengelolaan Uang, Marlison Hakim mengatakan, seorang anak yang digambar paling tengah dalam pecahan Rp 75.000 bukan menggunakan baju adat China.

Baju tersebut merupakan baju adat Suku Tidung, Kalimantan Utara.

"Itu adalah pakaian adat dari Kalimantan Utara, baju adat Suku Tidung. Coba carilah di Google, mengenai pakaian adat daerah Suku Tidung, keluar seperti itu," kata Marlison dalam kesempatan yang sama.

Baca juga: Rupiah Khusus Rp 75.000 Dikaitkan dengan Redenominasi, Apa Kata BI?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com