Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jazak Yus Afriansyah
Trainer

Author, Coach, Trainer.
Master of Technology Management.

10 Kebiasaan Manusia Produktif (bagian 1)

Kompas.com - 19/08/2020, 11:38 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Memasuki tahun 2020 ini dimana frekuensi disrupsi semakin meningkat dengan hadirnya pandemi Covid-19, berikut kami sajikan 10 kebiasaan manusia produktif di era disruptif.

Kebiasaan produktif ini kami kembangkan sedemikian rupa secara paralel bisa digunakan untuk pengembangan diri dan pengembangan bisnis. Dan agar efisien dan efektif pada edisi pertama ini akan kita kaji 5 dari 10 kebiasaan tersebut.

Kebiasaan produktif Pertama adalah Positive Believe, makna dari Kebiasaan ini adalah, bagaimana kita mampu dan mau untuk memilih sebuah keyakinan yang positif atau meyakini segala sesuatu kejadian memiliki sebuah pembelajaran yang positif.

Baca juga: Menpan RB Curhat soal Sulitnya Pangkas PNS yang Tak Produktif

Ini adalah Kebiasaan dasar dan utama, artinya kita tidak kan bisa melaksanakan 9 Kebiasaan berikutnya jika Kebiasaan yang pertama ini tidak kita lakukan dengan sungguh-sungguh.

Apa yang dimaksud dengan Positive Believe?

Per definisi positive believe dalam kajian beberapa referensi ilmiah dalam bahasa Inggris adalah “the psychological state in which an individual holds a proposition or premise to be true.”

Berbasis kepada definisi di atas maka bisa dikatakan mengapa Kebiasaan pertama ini digunakan sebagai FUNDAMENTAL ATAU DASAR BERPIJAK adalah karena BELIEVE TERBUKTI SANGAT ampuh dalam mempengaruhi Kebiasaan kedua dan ketiga yaitu Positive Mind Set dan Positive Mental Set.

Kebiasaan kedua adalah positive mental set, yang berarti bagaimana Anda mau dan mampu merespon segala sesuatu dengan reaksi yang positif dan fokus kepada solusi bukan kepada masalah.

Kebiasaan ini sebagaimana penjelasan di atas sangat dipengaruhi oleh Kebiasaan pertama, dan disaat yang sama Kebiasaan ini akan berdampak kepada Kebiasaan ketiga.

Adapun definisi sederhana yang mudah dipahami oleh awam mengenai Positive Mental Attitude, bersumber dari pemahaman mengenai definisi attitude atau sikap.

Sikap didefinisikan sebagai “pilihan reaksi atau respon terhadap segala kejadian baik atau buruk yang menimpa manusia ditunjukkan dengan perilaku atau tindakan”.

Jika mengacu kepada definisi di atas maka, Positive Mental Attitude berarti individu memiliki kecendrungan untuk mengambil dan memilih reaksi yang Positif ditunjukkan dengan perilaku yang Positif juga.

Inilah sebab utama mengapa Kebiasaan ini meningkatkan produktifitas, karena apapun kondisinya selalu direspon dengan sikap positif.

Berikutnya adalah Kebiasaan Ketiga yaitu Positive Mind Set. Kebiasaan ini menganjurkan kita untuk memilih cara berpikir yang positive dalam melihat dan membuat sebuah asumsi, secara awam disebut sebagai Kebiasaan berbaik sangka.

Baca juga: Kerja dari Rumah, Hindari 4 Kesalahan Ini agar Produktif

Per definisi yang dimaksud dengan Positive Mind set atau nama lainnya adalah Positive Thinking menjelaskan bahwa Optimisme sebagai salah satu turunan dari Positive Thinking.

Secara langsung Positive Thinking atau Positive Mind Set berpengaruh terhadap perilaku dan tindak tanduk manusia, hal ini disebabkan manusia bertindak salah satunya berdasarkan apa yang dipikirkan.

Termasuk disini, adalah perilaku kita saat sedang dalam kondisi mengatasi tekanan dalam bisnis atau kehidupan pribadi. Sehingga wajar jika Kebiasaan ini memiliki andil dalam melipatgandakan produktifitas.

Kebiasaan keempat yaitu supportive. Makna dari Kebiasaan ini adalah memberikan bantuan, dukungan dan pertolongan kepada semua pihak yang terkait dengan bisnis kita, atau yang terkait dengan pekerjaan kita.

Alasan utama mengapa kebiasaan suportif atau saling menolong digunakan adalah karena adanya fakta, dalam proses mengatasi tantangan bisnis di era disruptif yang berdampak lahirnya tekanan atau stress ada kalanya kita membutuhkan uluran tangan atau pertolongan dari pihak lain di dalam korporasi.

Sehingga dengan saling menolong meskipun masalah yang terjadi tidak terkait langsung dengan pekerjaan atau bidang kita, akan meringankan dan menenangkan mereka yang ada dalam kondisi tertekan dan hasil akhirnya adalah produktifitas yang mantap.

Terpenting, secara spiritual kami meyakini bahwa jika memudahkan urusan orang lain, maka Tuhan Yang Maha Perkasa akan memudahkan urusan kita, dengan demikian Kebiasaan ini memang sungguh teruji mendatangkan Produktifitas.

Kita menuju kepada kebiasaan kelima yaitu cooperative. Dengan Kebiasaan ini, Anda didorong untuk cenderung dan sering bekerjasama dengan rekan sejawat dalam 1 organisasi atau dengan organisasi yang berbeda untuk mencapai tujuan dan manfaat yang sama.

Faktanya tidak ada satupun manusia yang sempurna, sehingga kita membutuhkan kerjasama dengan manusia yang lain.

Selalu ingat prinsip “no body’s perfect, together we can make it perfect” sehingga Team First adalah pilihan yang bijaksana. Dan, Team First hanya akan terjadi jika Kebiasaan kelima ini diimplementasikan, pengalaman empiris membuktikan mereka yang sering bekerjasama akan sering pula mendapatkan hasil yang lebih baik, dengan kata lain lebih produktif.

Oke sampai disini dulu bahasan 5 Kebiasaan Manusia Produktif di Era Disruptif, kita akan lanjutkan sisa kajian 5 Kebiasaan Produktif yang kedua di edisi mendatang.

Selamat Berbisnis dan Selamat Berkarir! Salam Sukses Selalu untuk Anda!

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com