Dari sisi Dana Pihak Ketiga (DPK), BRI menghimpun Rp 1.072,50 triliun sepanjang semester I-2020 atau tumbuh 13,49 persen di bandingkan periode sama tahun lalu. Kinerja ini juga lebih tinggi dari DPK industri perbankan yang di Juni 2020 tumbuh 7,95 persen.
"DPK BRI didominasi oleh dana murah (CASA) sebesar 55,81 persen atau Rp 598,56 triliun," kata Sunarso.
Seiring dengan pertumbuhan DPK, BRI menjaga risiko likuiditas loan to deposit ratio (LDR) di angka 86,06 persen, atau lebih rendah dengan LDR di akhir Juni 2019 sebesar 92,81 persen. Sementara, permodalan BRI terjaga dengan dengan capital adequacy ratio (CAR) sebesar 20,15 persen.
Baca juga: Kekayaannya Meroket, Elon Musk Jadi Orang Terkaya Keempat Dunia
"CAR masih sangat kondusif, cukup, dan mumpuni untuk dorong pertumbuhan kredit, dan ekspansi, serta meng-cover risiko-risiko apabila terjadi keburukan di kemudian hari. Ini menunjukkan kita kelola manajemen risiko dengan baik," kata Sunarso.
Adapun sepanjang Januari-Juni 2020, BRI mencatatkan total aset sebesar Rp 1.387,76 triliun atau tumbuh 7,73 persen dari periode sama di tahun lalu.
Baca juga: 5 Fakta Menarik Uang Rp 75.000, dari Klarifikasi Baju Adat China hingga Sulit Dipalsukan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.