Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Sempat Rp 14.800 Per Dollar AS, BI: Insya Allah Nilai Tukar Menguat

Kompas.com - 19/08/2020, 16:11 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sempat tembus ke level Rp 14.800 per dollar AS.

Di penutupan perdagangan kemarin, Selasa (18/9/2020), rupiah ditutup pada level Rp 14.845 per dollar AS , meski telah membaik ke level Rp 14.750 per dollar AS pagi ini.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, depresiasi atau pelemahan rupiah terjadi hanya dalam jangka pendek.

Baca juga: Menguat, Berikut Kurs Rupiah Hari Ini di 5 Bank

Dia menyatakan, rupiah bakal kembali membaik didorong oleh keputusan BI menahan suku bunga BI-7DRRR di level 4 persen untuk menarik modal asing masuk.

"Kami yakini pergerakan nilai tukar lebih didorong oleh jangka pendek, teknikal, secara fundamental masih undervalue," kata Perry dalam konferensi video, Rabu (19/8/2020).

Perry menyebut, depresiasi rupiah secara jangka pandek ini dipicu oleh faktor teknikal, seperti kekhawatiran terhadap terjadinya gelombang kedua pandemi Covid-19, prospek pemulihan ekonomi global, dan adanya tensi geopilitik AS-China.

Pada Juli 2020, rupiah telah terdepresiasi 2,36 persen secara point to point (ptp) atau 2,92 persen secara rerata dibandingkan dengan level Juni 2020.

Baca juga: IHSG dan Rupiah Kompak Menguat Pagi Ini

Per tanggal 18 Agustus 2020, rupiah kembali melanjutkan depresiasi 1,65 persen secara point to point atau 1,04 persen secara rerata dibandingkan dengan level Juli 2020.

Dibandingkan dengan level akhir 2019, rupiah terdepresiasi 6,48 persen sejak awal tahun (year to date/ytd).

Perry memandang, rupiah akan kembali berpotensi menguat seiring level fundamentalnya yang masih undervalued. Hal ini didukung oleh rendahnya inflasi.

"Kalau diukur faktor fundamental, inflasi akhir tahun ini rendah, bahkan di batas bawah kisaran sasaran. Inflasi akhir tahun akan mengarah ke arah 2 persen. Kalau inflasi rendah, nilau tukar menguat," ucap Perry.

Faktor lainnya adalah defisit transaksi berjalan rendah, daya tarik aset keuangan domestik yang tinggi, premi risiko Indonesia yang menurun, dan prospek pemulihan ekonomi yang menguat pada semester II 2020.

"Defisit transaksi berjalan akan di bawah 1,5 persen dari PDB. Dengan keputusan (BI mempertahankan suku bunga) 4 persen, insya Allah aliran modal asing masuk, nilai tukar akan menguat," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tingkatkan Produksi Beras di Jateng, Kementan Beri Bantuan 10.000 Unit Pompa Air

Tingkatkan Produksi Beras di Jateng, Kementan Beri Bantuan 10.000 Unit Pompa Air

Whats New
Genjot Energi Bersih, Bukit Asam Target Jadi Perusahaan Kelas Dunia yang Peduli Lingkungan

Genjot Energi Bersih, Bukit Asam Target Jadi Perusahaan Kelas Dunia yang Peduli Lingkungan

Whats New
HM Sampoerna Bakal Tebar Dividen Rp 8 Triliun

HM Sampoerna Bakal Tebar Dividen Rp 8 Triliun

Whats New
PLN Nusantara Power Sebut 13 Pembangkit Listrik Masuk Perdagangan Karbon Tahun Ini

PLN Nusantara Power Sebut 13 Pembangkit Listrik Masuk Perdagangan Karbon Tahun Ini

Whats New
Anak Muda Dominasi Angka Pengangguran di India

Anak Muda Dominasi Angka Pengangguran di India

Whats New
Daftar 6 Kementerian yang Telah Umumkan Lowongan PPPK 2024

Daftar 6 Kementerian yang Telah Umumkan Lowongan PPPK 2024

Whats New
Pembiayaan Kendaraan Listrik BSI Melejit di Awal 2024

Pembiayaan Kendaraan Listrik BSI Melejit di Awal 2024

Whats New
Peringati Hari Bumi, Karyawan Blibli Tiket Donasi Limbah Fesyen

Peringati Hari Bumi, Karyawan Blibli Tiket Donasi Limbah Fesyen

Whats New
Great Eastern Hadirkan Asuransi Kendaraan Listrik, Tanggung Kerusakan sampai Kecelakaan Diri

Great Eastern Hadirkan Asuransi Kendaraan Listrik, Tanggung Kerusakan sampai Kecelakaan Diri

Earn Smart
Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Whats New
KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

Whats New
Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Whats New
IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

Whats New
Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Whats New
Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com