Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Pandemi, UMKM Furnitur Ini Malah Raup Untung dari Ekspor Dipan

Kompas.com - 20/08/2020, 17:09 WIB
Kiki Safitri,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com – Kondisi pandemi Covid-19 saat ini memang memukul sektor ekonomi, tanpa kecuali usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Namun demikian, sebuah usaha kerajinan kayu atau furnitur asal Bogor Jawa Barat malah mendulang untung besar dari hasil ekspor dipan ke Singapura.

Andi Naga Saputra (31), warga Desa Curug Kecamatan Gunung Sindur Kabupaten Bogor yang melakoni usaha furnitur mengaku mampu mengekspor 5.000 dipan kayu ke Singapura.

Baca juga: Menkop Teten: Presiden Minta Ekspor UMKM Naik Dua Kali Lipat

Ia bahkan menaikkan jumlah pekerjanya dari 13 orang menjadi 50 orang.

“Kemarin itu, pas awal kemunculan (virus) corona di bulan Maret yang pesan itu BUMN Singapura. Bisa sampai ekspor karena kemarin itu pas masih kerja di perusahaan spring bed saya sempat kenal dan punya link untuk ekspor,” kata Aldi ketika berbincang dengan Kompas.com, Senin (17/8/2020).

BUMN raksasa Singapura, Temasek Holdings memesan dipan kayu berukuran 1 meter x 2 meter untuk pengiriman secara berkala selama tiga pekan.

Aldi mengaku pengiriman menggunakan kontainer dilakukan bertahap, di mana per harinya sekitar 4 kontainer mengangkut dipan-dipan kayu tersebut.

Menurut Aldi, ekspor dipan kayu dilakukan saat jumlah kasus Covid-19 mulai meninggi di Singapura, sementara harga dipan buatan Singapura jauh lebih mahal, dibandingkan buatan Indonesia.

Per unit, Aldi membanderol harga dipan kayu produksinya seharga Rp 350.000.

Baca juga: Indonesia Ekspor 4,82 Ton Produk Olahan Kopi ke China

Hasil dari ekspor dipan kayu ini nyatanya tidak sedikit. Aldi mampu meraup keuntungan bersih senilai Rp 600 juta dari proyek tersebut. Padahal di hari biasa, keuntungan Aldi rata-rata hanya Rp 50 juta per bulan.

Aldi beruntung, di tengah kondisi sulit ia justru ketiban durian runtuh yang menyebabkan penghasilannya melonjak tajam, demikian juga warga sekitar yang turut terselamatkan dari ekspor dipan kayu.

Menurut Aldi, yang telah memulai usahanya sejak 5 tahun lalu, UMKM bisa tetap berjalan walaupun kondisi sulit saat ini melanda akibat pandemi yang belum teratasi.

Dengan inovasi, mencari peluang usaha dan menyesuaikan penjualan dengan perilaku konsumen, maka usaha bisa tetap berjalan.

“Jadi harus inovasi, dan jualan online. Jangan pasrah kepada keadaan dengan bikin produk baru yang unik-unik misalnya. Kalau daya beli memang berkurang, UMKM kan sepi karena enggak ada online dan enggak inovasi, taunya cuma konvensional. Ya lama-lama habis digerus zaman,” ungkap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com