Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

Baja Impor dengan SNI Palsu Bisa Ganggu Proyek Infrastruktur Nasional

Kompas.com - 20/08/2020, 19:09 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyitaan 4.600 ton besi baja siku impor oleh kepolisian terkait pemberian label SNI palsu beberapa waktu lalu harus membuka mata pemerintah dan pelaku industri.

Sebab, penggunaan produk besi baja ini berpotensi membahayakan proyek pembangunan yang tengah digenjot pemerintah, khususnya proyek strategis nasional.

Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad mengatakan, adanya besi baja siku dengan label SNI palsu ini memang cukup mengkhawatirkan bagi proyek infrastruktur.

Baca juga: Di Tengah Pandemi Covid-19, Indonesia Ekspor Baja ke AS

“Kalau memang produk tersebut memang ditujukan untuk proyek tertentu jelas sangat mengganggu," ungkap Tauhid dalam keterangan tertulis, Kamis (20/8/2020).

Apalagi, imbuh Tauhid, jika besi baja tersebut ternyata memiliki kualitas yang rendah. Hal ini tentu saja berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja saat proses kontruksi bahkan saat proyek tersebut telah resmi beroperasi.

“Kami khawatir yang masuk ke Indonesia barang berkualtas rendah. Akhirnya memang punya umur yang lebih pendek. Apalagi kalau berisiko ada yang kecelakaan dan sebagainya, ini kan yang kita hindari,” sebut Tauhid.

Sebagai informasi, proyek pembangunan tower kelistrikan saat ini menjadi pengguna terbesar dari besi baja siku. Oleh sebab itu, operator dan kontraktor harus kembali memeriksa proyeknya agar jangan sampai menggunakan besi baja impor dengan SNI palsu.

Baca juga: Banjir Baja Impor Asal China, Korporasi Dalam Negeri Kelimpungan

Selain itu, Tauhid juga meminta agar pihak terkait dan pemerintah menelusuri lebih dalam adanya impor besi baja siku berkualitas rendah. Hal ini agar proyek infrastruktur bisa berjalan lancar tanpa adanya potensi kecelakaan kerja.

"Yang saya khawatir juga dilempar ke pasar dalam negeri yang luas. Saya kira perlu penelusuran yang lebih jauh,” ujar dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+