Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertumbuhan Ekonomi Minus 19,7 Persen, Skotlandia Alami Resesi

Kompas.com - 21/08/2020, 09:13 WIB
Mutia Fauzia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

Sumber BBC

LONDON, KOMPAS.com - Perekonomian Skotlandia terkontraksi hampir 20 persen sepanjang April hingga Juni 2020.

Dikutip dari BBC, Jumat (21/8/2020) Skotlandia resmi masuk ke dalam jurang resesi lantaran selama dua kuartal berturut-turut mengalami pertumbuhan ekonomi di zona negatif.

Kebijakan lockdown atau isolasi total yang dipicu oleh pandemi virus corona, yang diterapkan pertama kali pada bulan Maret, menyebabkan perekonomian Skotlandia merosot 2,5 persen pada kuartal pertama.

Baca juga: Lakukan 4 Hal Ini agar Keuangan Anda Tak Terganggu Resesi

Sementara pada kuartal berikutnya, ekonomi Skotlandia mengalami kontraksi sebesar 19,7 persen.

Namun demikian data perekonomian terbaru yang dimiliki oleh pemerintah Skotlandia menunjukkan adanya perbaikan kinerja perekonomian pada bulan Juni 2020.

Hal itu ditunjukkan dengan adanya pertumbuhan sebesar 5,7 persen jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Namun demikian, Produk Domestik Bruto (PDB) Skotlandia masih lebih rendah 17,6 persen jika dibandingkan dengan periode Februari tahun ini.

"Kondisi yang tidak bisa pasti ini belum pernah terjadi sebelumnya, dan sangat kontras jika dibandingkan dengan krisis keuangan dan resesi pada tahun 2008 dan 2009, kala itu PDB merosot hingga 4 persen selama 18 bulan," jelas keterangan yang diberikan pemerintah.

Baca juga: Mengapa Pemerintah Suatu Negara Perlu Mengumumkan bila Terjadi Resesi?

Adapun sebelumnya, pemerintah Inggris juga menunjukkan kinerja perekonomian yang cukup buruk. Pekan lalu, pemerintah Inggris melaporkan perekonomian negara tersebut merosot hingga 20,4 persen jika dibandingkan dengan kuartal I tahun ini.

Angka PDB terbaru menunjukkan sektor jasa, yang merupakan bagian terbesar dari ekonomi Skotlandia, diperkirakan tumbuh 4,3 persen di bulan Juni, setelah tumbuh 1,1 persen di bulan Mei dan turun 17,5 persen pada April 2020.

Output konstruksi diperkirakan tumbuh lebih dari sepertiga (36,3 persen) di bulan Juni, setelah tumbuh 11,4 persen di bulan Mei. Namun, kinerja di sektor tersebut memang turun 49 persen di bulan April.

Output untuk sektor konstruksi tetap 27,2 persen lebih rendah dari pada Februari, tulis laporan tersebut. Meski, laporan tersebut menjelaskan terdapat ketidakpastian dalam angka-angka tersebut.

Di sektor produksi, yang termasuk manufaktur, output diperkirakan naik 5,5 persen di bulan Juni, setelah tumbuh 6,0 persen di bulan Mei setelah turun 17,6 persen di bulan April.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Whats New
Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Whats New
Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Whats New
Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Spend Smart
Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Whats New
Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Whats New
Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Whats New
Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Whats New
Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Whats New
Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Whats New
Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Whats New
Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Whats New
Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Whats New
Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com