Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Neraca Dagang RI Surplus 3,26 Miliar Dollar AS, Airlangga: Tertinggi Sejak Agustus 2011

Kompas.com - 21/08/2020, 10:25 WIB
Rully R. Ramli,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, neraca perdagangan luar negeri Indonesia Juli 2020 mengalami surplus sebesar 3,26 miliar dollar AS.

Realisasi neraca perdagangan tersebut disambut positif oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Pasalnya, surplus tersebut merupakan yang tertinggi sejak 2011.

“Ini sesuatu yang sangat positif di tengah situasi pandemi sekarang. Hal lain yang lebih menggembirakan, surplus perdagangan pada Juli 2020 merupakan yang tertinggi sejak 9 tahun lalu atau tepatnya Agustus 2011,” ujar Airlangga, dalam keterangan tertulis, dikutip Jumat (21/8/2020).

Baca juga: Kebiasaan BUMN yang Buat Neraca Dagang RI Tekor

Lebih lanjut, Airlangga menyoroti kinerja ekspor non migas. Menurut dia, berbagai komoditas non migas berhasil mendongkrak realisasi ekspor nasional.

Ekspor non-migas pada Juli 2020 mencapai 13,03 miliar dollar AS atau meningkat 13,86 persen dibandingkan Juni 2020. Realisasi itu disumbangkan ekspor sektor industri yang meningkat 16,95 persen secara month to month (mtm), dengan kontribusi lebih dari 82 persen dari total ekspor.

Beberapa komoditas penyumbang ekspor di sektor industri di antaranya: logam mulia, perhiasan/permata, kendaraan, besi dan baja, serta mesin dan perlengkapan elektrik.

“Artinya komoditas utama ekspor Indonesia masih berdaya saing tinggi di tengah penurunan permintaan global sebagai dampak pandemi Covid-19. Sesuatu yang sangat positif mengingat saat ini Indonesia sedang membutuhkan sektor-sektor pengungkit agar pertumbuhan ekonomi di Kuartal III-2020 bisa lebih baik dibandingkan Kuartal II-2020,” tutur Menko Airlangga.

Selain itu, Airlangga menyebutkan, menurunnya impor barang konsumsi juga berhasil memperbaiki kinerja neraca dagang nasional.

Tercarat total nilai impor pada Juli 2020 senilai 10,47 miliar dollar AS, dengan pangsa barang konsumsi sebesar 10,63 persen, barang modal sebesar 18,79 persen, dan bahan baku/penolong sebesar 70,58 persen dari total impor Juli 2020.

Baca juga: RI Surplus dan Defisit Neraca Perdagangan dengan Negara-negara Ini


Impor barang konsumsi mengalami penurunan permintaan sebesar -21,01 persen (mtm) menjadi 1,11 miliar dollar AS.

“Penurunan impor bahan baku/penolong juga diharapkan memberikan peluang bagi industri/pelaku usaha dalam negeri untuk mampu memasoknya, sekaligus mengambil alih pangsa impor. Khususnya di masa-masa penuh tantangan saat ini,” kata Airlangga.

Surplus yang terjadi pada neraca perdagangan di April sampai Juni 2020 juga telah mendorong penurunan defisit transaksi berjalan Indonesia.

Berdasarkan rilis Laporan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) kuartal II-2020 oleh Bank Indonesia, defisit transaksi berjalan tercatat sebesar 2,9 miliar dollar AS (1,2 persen dari Produk Domestik Bruto/PDB), lebih rendah dari defisit pada kuartal sebelumnya yang sebesar 3,7 miliar dollar AS (1,4 persen dari PDB).

“Itu cukup tinggi untuk menopang ketahanan sektor eksternal Indonesia. Jadi, saya optimis momentum perbaikan kinerja eksternal ini dapat dipertahankan, bahkan ditingkatkan, sehingga perekonomian Indonesia dapat tumbuh positif sampai akhir 2020,” ucapnya.

Baca juga: Juli 2020, Neraca Perdagangan RI Surplus 3,26 Miliar Dollar AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com