Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Cara RI Tutup Defisit Anggaran Dinilai Mengejutkan

Kompas.com - 21/08/2020, 18:30 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

Sumber CNBC

Thomas mengatakan, bila ini terjadi berulang kali di luar tahun ini, maka akan meningkatkan potensi campur tangan pemerintah dalam pembuatan kebijakan moneter dan dapat menurunkan kepercayaan investor.

Di sisi lain, Indonesia dinilai mencontoh cara Federal Reserve AS membeli aset di bawah program pelonggaran kuantitatif. Pembelian The Fed sebagian besar dilakukan melalui pasar terbuka, sedangkan Bank Indonesia membeli utang yang diterbitkan pemerintah yang telah disepakati melalui penempatan pribadi dan tidak akan menerima bunga atas obligasi tersebut.

Dengan begitu Bank Indonesia akan menjadi pembeli siaga untuk membantu membayar suku bunga obligasi pemerintah senilai Rp 177 triliun lagi, yang akan dijual dalam lelang.

Baca juga: Hadapi Resesi Global, Ekonomi: Pemerintah Perlu Memformat Ulang Kebijakan

“Meskipun BI telah membeli obligasi pemerintah Indonesia sebelumnya, referensi eksplisit dan transparan seperti itu terhadap monetisasi utang di masa depan dan kolaborasi antara pemerintah dan bank sentral cukup mengejutkan untuk pasar yang sedang berkembang,” kata Pierre Chartres, direktur investasi pendapatan tetap di M&G Investments.

Banyak analis menilai, pelemahan rupiah dapat terjadi saat Indonesia sebagai ekonomi terbesar di Asia Tenggara berjuang untuk menahan wabah Covid-19. Pada kuartal kedua pertumumbuhan ekonomi minus 5,3 persen.

BI masih memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga guna meningkatkan ekonomi. Namun, dalam hasil RDG kemarin, BI mempertahankan suku bunga untuk mencegah rupiah merosot lebih dalam.

Melansir Bloomberg, pada penutupan perdagangan spot sebelumnya, rupiah ditutup menguat 72 poin atau 0,49 persen di level Rp 14.772 per dollar AS, sebelumnya rupiah ditutup pada level Rp 14.844 per dollar AS.

Baca juga: Mulai 1 Oktober, Kredit Kendaraan Listrik Bisa Tanpa Uang Muka

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com