Bila dapat diwujudkan dengan sempurna, maka teknologi fly-by- wire (fbw) misalnya, akan melindungi pilot dari manuver berbahaya. Karena semuanya serba elektronik, sifat pemeliharaan pesawat ini pun lebih efisien dibanding pesawat pendahulunya.
Baca juga: Pesawat N250 Gatotkoco Karya Habibie yang Terjegal IMF
Teknisi nanti cukup menjalankan tes diagnostik untuk mengetahui problem yang ada. Kalau tidak ada problem, pesawat terus saja dapat dioperasikan, berbeda dengan pesawat sebelumnya yang harus memenuhi kewajiban pemeliharaan setiap waktu atau jam terbang tertentu.
N250 merupakan pesawat penumpang seukuran ini yang pertama kali menggunakan teknologi fbw. Ketika niat untuk menerapkan teknologi ini dikemukakan Dirut IPTN BJ Habibie yang juga menjadi desainer utama N250, kalangan penerbangan ada yang menilai itu hanya karena kesenangan berlebihan terhadap teknologi. Kenyataannya sekarang ide itu diikuti pesawat sejenis N-250 lainnya.
Selain fbw yang rumit, adanya niat untuk menjadikan N-250 sebagai pesawat baling-baling dengan kecepatan jelajah tinggi 330 knot atau hampir 600 km/jam, membuat para insinyur IPTN dihadapkan pada tantangan teknik yang besar, yang belum pernah mereka alami sebelumnya.
Bisa saja muncul problem-problem yang sebelumnya tidak terbayangkan. Pada dasarnya, setiap konsep integrasi teknik seperti pesawat menuntut tidak saja unjuk kerja baik dari setiap komponen atau bagiannya, tetapi juga ketika bagian dan komponen itu bekerja sebagai satu sistem.
Baca juga: Bisnis Bob Hasan, Julukan Raja Hutan dan Kedekatan dengan Soeharto
Semuanya itu tidak mudah. Satu kali generator auxiliary power unit yang harus menyediakan tenaga listrik tambahan mati, ada pula kemudi digerakkan untuk memutar pesawat ke kiri, pesawat membelok sebaliknya, juga ada as generator di mesin yang patah.
Tetapi semua kesulitan itu normal saja dalam proses penciptaan produk teknologi. Sebagaimana dapat dilihat pada pesawat Apollo, pesawat ulang-alik, dan beberapa roket Ariane, bisa saja kegagalan terjadi bahkan setelah satu teknologi lolos dari ujian pertama.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.