Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lama Tak Dibuka, Bagaimana Prospek Bisnis Bioskop?

Kompas.com - 21/08/2020, 20:41 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sudah sekitar lima bulan bioskop di Jakarta berhenti beroperasi seiring dengan kebijakan PSBB yang diterapkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.

Ketua Gabungan Perusahaan Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) Djonny Sjafruddin mengatakan, penutupan ini tentu sangat memukul bisnis bioskop di Ibu Kota. Kerugiannya diperkirakan mencapai ratusan miliar.

Kendati mengalami rugi cukup besar, ia memastikan, bioskop tetap memiliki prospek bisnis yang baik kedepannya. Lantaran, sejumlah daerah di Indonesia juga sudah mulai kembali membuka bioskopnya.

"Saat ini bioskop hanya di daerah Jakarta yang enggak bisa dibuka, tapi di daerah lain seperti di kabupaten sudah banyak dibuka," katanya kepada Kompas.com, Jumat (21/8/2020).

Baca juga: Penyebab UKM Sulit Terhubung dengan Perusahaan Besar

Meski demikian, Jakarta menjadi pusat dari industri kreatif ini sehingga memiliki pengaruh yang besar secara nasional.

Ia bilang, film yang diproduksi dari dalam maupun luar negeri selalu ditayangkan pertama kali di Jakarta. Sehingga, jika bioskop di Ibu Kota masih tutup, penyaluran film juga bisa terdampak ke daerah.

Djonny mengungkapkan, lebih 50 persen dari total bioskop di Indonesia ada di Jabodetabek, dengan Jakarta memiliki pangsa pasar yang paling besar dalam industri kreatif tersebut.

Oleh sebab itu, ia berharap pemerintah bisa segera mengambil kebijakan yang tepat untuk mendukung pemulihan dan keberlangsungan bisnis bioskop ini.

"Yang kami harapkan pemerintah keluarkan kebijakan yang arif dan bijaksana. Pengkajian dari internasional juga sudah banyak masuk, bahwa risiko bisokop itu jauh dari kemungkinan pemikiran orang, tidak begitu berbahaya," kata dia.

Baca juga: Data 1,2 Juta Pekerja Calon Penerima Subsidi Gaji Tidak Valid

Djonny memastikan, pengusaha bioskop sudah bersiap sejak lama terkait penerapan protokol kesehatan ketat di sektor usaha ini. Para pengusaha telah siap beroperasi jika izin diberikan pemerintah.

Sementara itu.Public Relations Manager CGV Indonesia Hariman Chalid mengatakan, prospek bisnis bioskop di dalam negeri dinilai masih tetap bagus. Menurutnya, pengalaman menonton di bioskop dengan teknologi audio visual terkini tentu belum bisa tergantikan.

"Di sisi lain, menonton di bioskop juga sebagai sarana rekreasi dan hiburan baik untuk rekan, teman, dan keluarga," ujarnya.

Baca juga: KAI Beri Diskon 50 Persen Harga Tiket KA Akhir Pekan Ini

Sebelumnya, bioskop di Ibu Kota sudah berulang kali diberikan izin kembali beroperasi oleh Pemprov DKI Jakarta, tetap berulang kali itu juga izin tersebut dibatalkan. Ini seiring dengan kasus Covid-19 yang belum mereda.

Misalnya rencana pembukaan bioskop yang batal di 29 Juli 2020, begitu pula di masa PSBB 31 Juli-13 Agustus 2020. Terbaru, izin bioskop untuk bisa beroperasi di masa PSBB transisi 14-27 Agustus 2020 juga dibatalkan.

Pembatalan izin itu tertuang dalam revisi SK Disparekraf Nomor 2976 Tahun 2020 tentang Perpanjangan PSBB Masa Transisi dalam Penanganan Pencegahan Penularan Covid-19 di Sektor Usaha Pariwisata.

Baca juga: Curhat Pengusaha Bioskop: Sudah Capek Berharap Terus

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com