Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hampir Separuh Anak Muda di Dunia Pendapatannya Turun akibat Covid-19

Kompas.com - 23/08/2020, 10:16 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Organisasi Buruh Internasional (ILO) menyatakan, sekira 42 persen anak muda di dunia yang masih bekerja di tengah pandemi Covid-19 mengalami penurunan pendapatan.

Ini merupakan dampak krisis yang disebabkan virus yang pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China tersebut.

Dikutip dari CNBC, Minggu (23/8/2020), menurut Drew Gardiner, youth employment specialist di ILO, anak muda berada pada posisi yang tidak menguntungkan di pasar tenaga kerja, bahkan sebelum virus corona mewabah.

Baca juga: Anak-anak Muda Terkaya di Dunia Sebelum Kylie Jenner, Siapa Mereka?

Salah satunya adalah lantaran anak-anak muda cenderung bekerja di sektor-sektor yang sangat terdampak pandemi dan kebijakan isolasi total alias lockdown yang diterapkan guna membatasi penyebaran virus corona.

"Karena kerentanan yang ada ini, artinya satu dari anak muda berhenti bekerja sejak adanya pandemi. Ini adalah temuan yang dilaporkan ILO dalam salah satu laporannya terkait pasar tenaga kerja, ketika (ILO) memperingatkan bahwa berbagai gejolak akibat pandemi yang menghantam anak muda dapat menciptakan 'generasi lockdown'," ujar Gardiner.

Dalam survei bertajuk Youth & Covid-19, ILO mengumpulkan jawaban dari 11.000 responden berusia 18-29 tahun. Para responden berasal dari 112 negara dan survei dilakukan pada April sampai Mei 2020.

Dalam laporannya, ILO menyatakan, dampak krisis virus corona terhadap anak muda sangat sistematis, dalam, dan tidak proporsional.

Baca juga: Tak Ada Kata Terlambat, Ini 11 Tips Investasi untuk Anak Muda

Kesulitan belajar

Survei tersebut menemukan pula, hampir tiga dari empat anak muda harus menghadapi kenyataan bahwa studi atau pelatihan mereka terganggu akibat pandemi virus corona.

Penyebabnya adalah ditutupnya sekolah, universitas, dan pusat pelatihan.

Selain itu, 65 persen anak muda menyatakan belajar lebih sedikit sejak awal pandemi virus corona karena transisi ke belajar daring dan pembelajaran jarak jauh akibat kebijakan lockdown.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com