Penurunan pendapatan usaha perseroan secara signifikan dipengaruhi oleh tidak beroperasinya penerbangan berjadwal mulai 1 April hingga 18 Juni 2020 yang bertepatan dengan musim puncak (peak season) perjalanan dalam dan luar negeri antara lain, Ramadhan, Idul Fitri, Musim Dingin di Australia, dan musim libur sekolah.
Namun, dengan pertumbuhan jumlah pemesanan sejak pengopersian kembali yang telah mencapai lebih dari 400 persen, perseroan memproyeksikan perbaikan kinerja perusahaan dapat terjadi pada akhir tahun 2020.
Ini bertepatan dengan musim libur akhir tahun yang merupakan kompensasi dari libur lebaran yang tertunda pada pertengahan tahun.
Baca juga: AirAsia Indonesia Mulai Tambah Frekuensi Penerbangan Secara Bertahap
Dengan begitu, perseroan berharap dapat menyelesaikan pemenuhan kewajiban jangka pendek yang didapatkan dari utang usaha selama periode bulan Januari-Juni 2020 sebesar Rp 352 miliar.
Untuk mendukung tingkat pendapatan, perseroan juga masih memfokuskan sebagian operasionalnya untuk penerbangan sewa penumpang dan kargo dan telah mengadakan 17 penerbangan sewa sejak bulan periode April hingga Juli 2020.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.