Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Lahan Pertanian Terproteksi Asuransi, Para Petani di Sulut Bisa Bernapas Lega

Kompas.com - 23/08/2020, 18:10 WIB
Yakob Arfin Tyas Sasongko,
Alia Deviani

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Para petani di Sulawesi Utara (Sulut) bisa bernapas lega setelah mengetahui aset lahan mereka dilindungi Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP). Sebab, Kementerian Pertanian (Kementan) telah memberikan asuransi ini kepada kelompok tani di 10 kabupaten dan kota di Sulut.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, salah satu keuntungan asuransi adalah memberikan ketenangan kepada para petani dalam bekerja.

"Petani tidak perlu khawatir akan gangguan seperti perubahan cuaca, banjir, kekeringan, serangan hama, dan lainnya karena dilindngi asuransi" kata Syahrul dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Minggu (23/8/2020).

Jika terjadi gagal panen, Lanjut Syahrul, petani bisa mengklaim ganti rugi ke perusahaan asuransi. Dengan begitu, mereka bisa fokus menanam kembali.

Baca juga: Asuransi Pertanian, Penyambung Asa Petani di Lamongan

Sementara itu, Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy menilai, asuransi merupakan salah satu komponen dalam manajemen usaha tani untuk mitigasi risiko.

"Bila terjadi gagal panen, dengan asuransi, perbankan lebih percaya dalam menyalurkan kreditnya,” ujar Sarwo Edhy.

Ia menjelaskan, apabila usaha tani atau ternak mengalami gagal panen, petani bisa mengajukan klaim ke perusahaan asuransi untuk mendapatkan biaya ganti rugi.

Dengan demikian, lanjut Sarwo Edhy, ada jaminan terhadap keberlangsungan usaha tani dan tidak terjadi gagal bayar.

Baca juga: Kementan Terus Kejar Target Realisasi Asuransi Usaha Tani dan Ternak

Agar tidak memberatkan pihak petani, Kementan juga telah menyinergikan AUTP dengan Kredit Usaha Rakyat (KUR).

“Sinergi KUR dan asuransi ini akan membantu petani. Setiap petani yang mendapatkan pembiayaan KUR, harus mendaftar asuransi pertanian, khususnya untuk usaha tani padi (AUTP) dan asuransi usaha ternak sapi atau kerbau (AUTS/K),” jelasnya.

Penyerahan bantuan asuransi untuk para petani dilakukan secara simbolis oleh Gubernur Sulut Olly Dondokambey saat menghadiri panen semangka di Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel).

Program asuransi tersebut merupakan hasil kerja sama antara Pemerintah Provinsi Sulut, Kementan, dan Asuransi Jasindo.

Baca juga: Kementan Targetkan 60 Persen Lahan Serasi Ikut Asuransi

Olly menuturkan, pada tahap awal, baru tanaman jenis padi yang ditanggung asuransi pertanian. Pada tahap berikutnya, akan bertambah satu jenis tanaman lagi, yaitu jagung.

Untuk saat ini, total luas lahan padi yang menerima bantuan premi asuransi mencakup 3.000 hektar yang tersebar di 10 kabupaten dan kota di Sulut.

Baca juga: Kesadaran Petani akan Program Asuransi Pertanian Terus Meningkat

Manajer Jasindo Sulut Saut Tarida Hasiholan mengatakan, 80 persen bantuan premi tersebut ditalangi oleh Kementerian Pertanian, sedangkan sisa 20 persennya ditanggung Pemprov Sulut.

“Premi per hektar lahan sebesar Rp 180.000 untuk satu musim tanam. Jika gagal panen karena kekeringan, banjir, hama atau penyakit, maka akan diberikan ganti rugi,” kata Hasiholan.

Sebagai informasi, petani yang memiliki asuransi akan mendapatkan biaya pengganti senilai Rp 6.000.000 per hektare jika mengalami gagal panen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tiru India dan Thailand, Pemerintah Bakal Beri Insentif ke Apple jika Bangun Pabrik di RI

Tiru India dan Thailand, Pemerintah Bakal Beri Insentif ke Apple jika Bangun Pabrik di RI

Whats New
KB Bank Sukses Pertahankan Peringkat Nasional dari Fitch Ratings di Level AAA dengan Outlook Stabil

KB Bank Sukses Pertahankan Peringkat Nasional dari Fitch Ratings di Level AAA dengan Outlook Stabil

BrandzView
Harga Acuan Penjualan Gula Naik Jadi Rp 17.500 per Kilogram

Harga Acuan Penjualan Gula Naik Jadi Rp 17.500 per Kilogram

Whats New
Pertama di Asia, Hong Kong Setujui ETF Bitcoin

Pertama di Asia, Hong Kong Setujui ETF Bitcoin

Whats New
Sebanyak 109.105 Kendaraan Melintasi Tol Solo-Yogyakarta Saat Mudik Lebaran 2024

Sebanyak 109.105 Kendaraan Melintasi Tol Solo-Yogyakarta Saat Mudik Lebaran 2024

Whats New
HUT Ke-63, Bank DKI Sebut Bakal Terus Dukung Pembangunan Jakarta

HUT Ke-63, Bank DKI Sebut Bakal Terus Dukung Pembangunan Jakarta

Whats New
Daftar 17 Entitas Investasi Ilegal Baru yang Diblokir Satgas Pasti

Daftar 17 Entitas Investasi Ilegal Baru yang Diblokir Satgas Pasti

Whats New
BI Banten Distribusikan Uang Layak Edar Rp 3,88 Triliun Selama Ramadan 2024, Pecahan Rp 2.000 Paling Diminati

BI Banten Distribusikan Uang Layak Edar Rp 3,88 Triliun Selama Ramadan 2024, Pecahan Rp 2.000 Paling Diminati

Whats New
Satgas Pasti Blokir 537 Pinjol Ilegal dan 48 Penawaran Pinpri

Satgas Pasti Blokir 537 Pinjol Ilegal dan 48 Penawaran Pinpri

Whats New
Luhut: Apple Tertarik Investasi Kembangkan AI di IKN, Bali, dan Solo

Luhut: Apple Tertarik Investasi Kembangkan AI di IKN, Bali, dan Solo

Whats New
Dollar AS Melemah, Kurs Rupiah Masih Bertengger di Rp 16.100

Dollar AS Melemah, Kurs Rupiah Masih Bertengger di Rp 16.100

Whats New
Hilirisasi Nikel, Bagaimana Dampaknya bagi Pertumbuhan Ekonomi?

Hilirisasi Nikel, Bagaimana Dampaknya bagi Pertumbuhan Ekonomi?

Whats New
Bandara VVIP IKN Bakal Dioperasikan Terbatas Saat Upacara 17 Agustus

Bandara VVIP IKN Bakal Dioperasikan Terbatas Saat Upacara 17 Agustus

Whats New
Kopi Tuku Buka Kedai 'Pop-up' Pertamanya di Korsel

Kopi Tuku Buka Kedai "Pop-up" Pertamanya di Korsel

Whats New
PT GNI Gelar Penyuluhan Kesehatan Guna Perbaiki Kualitas Hidup Masyarakat Morowali Utara

PT GNI Gelar Penyuluhan Kesehatan Guna Perbaiki Kualitas Hidup Masyarakat Morowali Utara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com