Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imbas Pandemi Covid-19, Ancol Rugi Rp 146,3 Miliar di Semester I-2020

Kompas.com - 24/08/2020, 15:39 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pembangunan Jaya Ancol, Tbk (PJAA) membukukan rugi Rp 146,3 miliar sepanjang semester I-2020. Padahal pada periode sama tahun 2019, Ancol mengantongi laba bersih Rp 71,2 miliar.

Direktur Keuangan Pembangunan Jaya Ancol Hari Sundjojo mengatakan, kinerja keuangan perseroan sangat terimbas pandemi Covid-19, seiring dengan arahan pemerintah untuk menutup kawasan rekreasi sepanjang 14 Maret-19 Juni 2020.

"Laba bersih kami turun 306 persen di Juni 2020 atau menjadi rugi Rp 146,3 miliar," ungkapnya dalam konferensi pers virtual, Senin (24/8/2020).

Baca juga: Sri Mulyani: Guru Honorer Juga Dapat Subsidi Gaji

Sejalan dengan kinerja yang merugi, perseroan mencatatkan penurunan pendapatan usaha sebesar 58 persen menjadi Rp 254,2 miliar di periode Januari-Juni 2020. Padahal periode sama di tahun 2019 pendapatan mencapai Rp 607,8 miliar.

Adapun ketentuan penutuan kawasan rekreasi tertuang dalam Instruksi Gubernur Nomor 16 Tahun 2020 tentang Peningkatan Kewaspadaan Terhadap Risiko Penularan Infeksi Corona Virus Disease (Covid-19) serta penerapan status tanggap darurat Covid-19 oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Selain itu juga diatur dalam Surat Edaran Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta Nomor 160/SE/2020.

Saat ini taman wisata Ancol memang sudah dibuka namun tetap harus melakukan pembatasan jumlah pengunjung dan hanya dibuka bagi warga ber-KTP DKI Jakarta. Sehingga jumlah pengunjung menjadi sangat turun.

Baca juga: Sri Mulyani Sebut Subsidi Gaji Sudah Bisa Disalurkan Hari Ini

"Kalau bandingkan dengan 2019 sampai dengan realisasi Juni 2020, pengujung turun sebesar 61 persen, dan ini berdampak pada kinerja keuangan, menyebabkan pendapatan kami turun di Juni 2020," kata dia.

Kendati demikian, aset perusahaan tetap menunjukkan pertumbuhan sebesar 10 persen menjadi 4,5 triliun di akhir Juni 2020, dari sebelumnya Rp 4 triliun di Juni 2019. Begitu pula dengan liabilitas perseroan yang tumbuh 29 persen dari Rp 1,9 triliun menjadi Rp 2,5 triliun.

Namun ekuitas perseroan tercatat turun 7 persen di semester I-2020 menjadi Rp 2 triliun dari sebelumnya 2,1 triliun di semester I-2019.

"Terkait kenaikan aset, ini karena kita memang membutuhkan dana untuk pelunasan obligasi yang jatuh tempo di bulan Juli 2020 sebesar kurang lebih Rp 300 miliar," pungkasnya.

Baca juga: Motor Listrik Buatan RI Akan Dipamerkan di Makau

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com