Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kamu Generasi Sandwich? Simak Tips Ini

Kompas.com - 25/08/2020, 09:06 WIB
Elsa Catriana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Biaya kesehatan di Indonesia rata-rata akan mengalami kenaikan mulai dari 12 persen hingga 13 persen setiap tahunnya. Laju ini mengalahkan negara-negara besar lainnya seperti Singapura, Hong Kong, dan Korea Selatan.

Dalam kehidupan nyata, biaya tak terduga paling besar itu berasal dari pengeluaran berobat serta perawatan kesehatan. Hal inilah yang dapat menggerus aset dan harta yang telah dikumpulkan oleh generasi sandwich.

Head of Corporate Marketing Communications, PT Avrist Assurance, Ernest Febrianto menyatakan, generasi sandwich adalah generasi yang tidak dapat dikategorikan dari usia, tetapi lebih kepada kemampuan finansial, status keluarga, serta kelas ekonomi.

"Secara ringkas, yang masuk ke dalam kategori generasi sandwich adalah sosok atau seseorang yang memiliki tanggung jawab membiayai kelangsungan hidup dan kesejahteraan anggota keluarga luas, mulai dari orang tua, pasangan, hingga anak-anak," ujar dia seperti dikutip dalam keterangan tertulisnya, Selasa (25/8/2020).

Baca juga: Milenial, Simak Cara Wujudkan Kemapanan Finansial di Masa Depan

Menurut Ernest, wabah pandemi yang berujung pada tantangan ekonomi global menjadikan fenomena sandwich generation semakin meluas. Hal ini karena didorong adanya penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) oleh pemerintah, perlambatan perekonomian, serta kerentanan kondisi kesehatan manusia dirasakan secara serentak dan merata.

"Bukan hanya Millennials, tetapi Gen Z pun terbebankan dengan tanggung jawab finansial ini," ucapnya.

Dia pun membeberkan ada 5 langkah cerdas yang bisa dilakukan agar bisa menjadi generasi sandwich panutan khususnya ketika menghadapi wabah pandemi.

Pertama adalah cermat berasuransi. Ia menjelaskan biaya perawatan rumah sakit dapat menguras habis tabungan seumur hidup, untuk itu asuransi merupakan produk finansial yang sangat berperan sebagai protektor kesejahteraan bagi seluruh anggota keluarga mulai dari orang tua, pasutri, dan anak-anak.

"Jika anggota keluarga jatuh sakit, maka asuransi akan berikan proteksi dengan menanggung biaya perawatan, jika pencari nafkah jatuh sakit, maka asuransi pun menanggung biaya perawatan. Tidak hanya itu saja, asuransi pun menggantikan biaya konsultasi dokter di rumah sakit jika pada akhirnya hasil pemeriksaan menemukan bahwa pemegang polis menderita penyakit kronis," jelasnya.

Kedua, kompromi dengan prioritas, dimana generasi sandwich yang biasanya terhimpit dengan prioritas hidup anggota keluarga harus bisa membuat skala prioritas dan mengkomunikasikan level prioritas dengan jelas kepada seluruh anggota keluarga.

"Ketiga adalah disiplin menabung dengan menanamkan pola pikir bahwa cara terbaik hidup nyaman adalah dengan mempersiapkan tunai cadangan ekstra dan memiliki investasi sebagai bahan bakar untuk bertahan hidup sampai akhir hayat," paparnya.

Keempat adalah menentukan gol finansial dengan membuat daftar detil tujuan hidup seiring dengan perkembangan hidup dan kelima adalah adalah harus melek investasi.

Menurut dia, dengan melek investasi adalah salah satu cara agar bisa mengoptimalkan uang sembari melawan inflasi dan senantiasa belajar serta berpikir kritis sebelum mempercayakan sejumlah dana pada sebuah bentuk investasi apapun.

Baca juga: Apa Saja Perbedaan BPJS Kesehatan dan Asuransi Swasta?

Di sisi lain Ernest menegaskan generasi sandwich harus bisa memutuskan untuk selalu melindungi keuangannya dengan baik, khususnya untuk asuransi.

Terkait hal itu, dia menyebut, pihaknya berkomitmen untuk memberdayakan masyarakat dan nasabahnya dengan memberikan berbagai edukasi finansial agar tercapainya literasi dan inklusivitas keuangan.

"Sejalan dengan misi kami untuk menyediakan satu polis di setiap rumah tangga di Indonesia, kami terus memperkenalkan produk dan benefit bernilai lebih kepada generasi sandwich Indonesia, hal ini kami lakukan untuk membantu mereka dalam mengantisipasi biaya tak terduga tersebut,” ungkapnya.

Baca juga: Mengenal Sandwich Generation yang Banyak Dijumpai di Negara Berkembang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com