Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kementan Tutup Gedung Kantornya Setelah Pegawainya Positif Corona

Kompas.com - 25/08/2020, 13:17 WIB
Muhammad Idris

Penulis

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah pegawai di lingkup Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan) dinyatakan positif terpapar virus corona (Covid-19), berdasarkan hasil uji swab yang telah dilakukan.

Berdasarkan kondisi tersebut, Kementan pun melakukan karantina wilayah di Gedung C Lantai 6-9 selama tiga hari pada 24-26 Agustus 2019 untuk dilakukan disinfeksi di seluruh ruangan.

"Gedung C Lantai 6-9 dilakukan 'lockdown' untuk dilakukan desinfeksi pada seluruh ruangan dan mobil jemputan Ditjen PKH serta seluruh pegawai untuk dilakukan swab guna diuji PCR," tulis Plt. Sesditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementan seperti dilansir dari Antara, Selasa (25/8/2020).

Dalam surat edaran tersebut, tercatat 17 orang pegawai Ditjen PKH terkonfirmasi positif Covid-19, berdasarkan hasil uji swab (PCR) yang tersebar pada semua lantai.

Baca juga: Pro Kontra Kalung Eucalyptus Kementan yang Diklaim Ampuh Bunuh Corona

Pegawai yang dinyatakan positif telah dan akan dilakukan isolasi mandiri dan penanganan lainnya sesuai tingkat keparahan penyakit. Pengawai juga diminta untuk melaporkan perkembangan penyakitnya setiap hari kepada atasan langsung dan atasan langsung melaporkan ke Plt. Sesditjen PKH.

Selama karantina wilayah, seluruh pegawai Kementan menerapkan sistem kerja dari rumah (work from home/WFH) dan wajib melaporkannya sesuai Surat Edaran selumnya terkait WFH.

Berikutnya, pegawai yang dinyatakan negatif Covid-19 berdasarkan hasil PCR, dapat melakukan kegiatan pertemuan di luar kantor atau dinas luar kantor dengan tetap menerapkan protokol kesehatan Covid-19 secara ketat.

Mentan dan kalung Eucalyptus

Sementara itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menegaskan bahwa pihaknya secara teratur melakukan tes cepat (rapid test) dan tes usap (swab test) untuk setiap karyawan di lingkup Kementerian Pertanian, sebagai antisipasi penyebaran Covid-19.

Baca juga: Sederet Klaim Kementan Soal Kalung Ajaib Eucalyptus Anticorona

Hal itu diungkapkan Mentan Syahrul saat melakukan peninjauan fasilitas keamanan dan penunjang lainnya di gedung-gedung lingkungan Kantor Pusat Kementerian Pertanian sebagai mitigasi terjadinya kebakaran dan penyebaran Covid-19.

"Setiap bulan kita sudah melakukan pengecekan melalui rapid test dan swab test. Akan tetapi setiap karyawan juga tidak bisa 24 jam kita jaga karena mereka juga di rumah mereka, pergi ke pasar, atau ke tempat lainnya," kata Syahrul.

Dia menjelaskan bahwa sektor pertanian juga mengharuskan para pegawainya turun dan meninjau langsung ke lapangan atau sawah di berbagai daerah guna menjaga kondisi pangan.

Namun demikian, ia memastikan jajaran pegawainya selalu menerapkan protokol kesehatan sesuai anjuran Pemerintah.

Baca juga: Bersama IDI, Kementan Lakukan Uji Lanjutan Tanaman Eucalyptus

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal Kementan Momon Rusmono mengatakan bahwa sebagai langkah antisipatif, jajaran pimpinan Kementan terus diminta untuk melakukan langkah pencegahan secara ketat. Pertama, penyemprotan disinfektan dilakukan ke seluruh ruangan Kantor Pusat Kementan.

"Kedua, melakukan protokol kesehatan secara ketat di setiap ruangan, termasuk peningkatan imunitas tubuh masing2 pegawai," katanya.

Ketiga, yakni melakukan pengaturan sistem bekerja dari rumah, dengan tetap dapat menyelesaikan pekerjaan/tugas. Keempat, mengurangi kegiatan yang bersifat pertemuan secara fisik (sebaiknya gunakan virtual). Kelima, meningkatkan jumlah pegawai untuk melakukan rapid test.

Momon menambahkan bahwa pengawai yang terkonfirmasi positif Covid-19, sedang menjalani pengobatan dan isolasi mandiri karena umumnya mereka tidak menunjukkan gejala sakit.

Baca juga: Kementan akan Produksi Kalung Eucalyptus, Ini Tanggapan Akademisi UGM

Beberapa waktu lalu, Kementan berencana memproduksi massal kalung antivirus corona. Kalung tersebut dibuat dari tanaman eucalyptus, antivirus yang dipercaya bisa ampuh mematikan virus corona.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementan, Fadjry Djufry, mengklaim kalung "ajaib" dari eucalyptus ini sudah teruji di laboratorium Balitbangtan.

"Setelah kita uji ternyata Eucalyptus sp yang kita uji bisa membunuh 80-100 persen virus, mulai dari avian influenza hingga virus corona model yang digunakan. Setelah hasilnya kita lihat bagus, kita lanjutkan ke penggunaan nanoteknologi agar kualitas hasil produknya lebih bagus," kata dia. 

Berdasarkan uji molecular docking dan uji vitro di Kementan, minyak atsiri eucalyptus citridora dapat menginaktivasi virus avian influenza (flu burung) subtipe H5N1, gammacorona virus, dan betacoronavirus sehingga mempunyai kemampuan antivirus.

Baca juga: Apa Bedanya Produk Eucalyptus Kementan dengan yang di Pasaran?

"Minyak eucalyptus ini juga sudah turun menurun digunakan orang dan sampai sekarang tidak ada masalah, sudah puluhan tahun lalu orang mengenal eucalyptus atau minyak kayu putih, meskipun berbeda sebenarnya, tetapi masih satu famili hanya beda genus di taksonomi," jelas dia.

Menurut dia, kalung eucalyptus tersebut bukan digunakan sebagai obat yang diminum. Bukan pula berbentuk vaksin.

Menurut dia, eucalyptus selama ini dikenal mampu bekerja melegakan saluran pernapasan, menghilangkan lendir, pengusir serangga, disinfektan luka, penghilang nyeri, mengurangi mual, dan mencegah penyakit mulut.

"Ini bukan obat oral, ini bukan vaksin, tapi kita sudah lakukan uji efektivitas, secara laboratorium secara ilmiah kita bisa buktikan," tegas Fadjry.

Baca juga: Dipercaya Jadi Antivirus Corona, Permintaan Eucalyptus dari Pemda Melonjak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com