Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Strategi WIKA untuk Tetap Bertumbuh hingga Akhir Tahun

Kompas.com - 25/08/2020, 14:47 WIB
Kiki Safitri,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) tingkatkan sinergi bisnis melalui anak dan cucu perusahaan sebahai upaya meningkatkan kinerja perseroan di sisa tahun 2020.

Dalam Public Expose Live, Selasa (25/8/2020) Direktur Utama WIKA Agung Budi Waskito (Agung BW) mengatakan, salah satu rencana tersebut adalah penguatan sinergi lini bisnis di WIKA Group.

"Ini dilakukan untuk mewujudkan operasi bisnis yang lebih efisien sekaligus memastikan pertumbuhan yang dialami WIKA sebagai entitas induk juga turut dirasakan oleh entitas anak," kata Agung BW.

Baca juga: Bank Mandiri Siapkan Kredit ke Supplier Wika Beton

Sinergi ini tercermin dalam pembangunan Pabrik Fabrikasi Baja Majelengka yang dimiliki WIKA Industri & Konstruksi (WIKA IKON) yang ditargetkan rampung pada kuartal III 2020.

"Dengan beroperasinya pabrik ini, maka kapasitas produksi fabrikasi baja juga bisa mencapai 100 ribu ton per tahun sekaligus menempatkan WIKA IKON sebagai salah satu perusahaan yang memiliki pabrik fabrikasi baja terlengkap di Indonesia," ujar dia.

Di sisi lain, Agung BW mengakui selama pandemi khususnya pada semester I tahun 2020, perusahaan sempat mengalami penurunan pendapatan sebesar 37,23 persen dengan pendapatan bersih Rp 7,13 triliun.

Laba usaha WIKA juga turun pada semester I tahun 2020 sebesar 37,2 persen atau Rp 1,08 triliun dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 1,72 triliun.

"Yang dihadapi pada semester I akibat penurunan omzet kontrak batu di kuartal II, dimana banyak proyek yang tidak dirilis," ungkap dia.

Tidak berhenti sampai disitu, Agung juga mengakui upaya mendapat kontrak baru cukup sulit dan kontrak lama terkendala akibat suplai chain yang terhambat.

"Untuk kontrak baru kita akui sangat sulit. Sementara untuk kontrak lama yang seharusnya sudah di produksi, terkendala pada supply chain baik material dan alat, akibat PSBB," ujar dia.

Agung menjelaskan untuk target kontrak batu sampai dengan akhir tahun 2020 adalah Rp 21,3 triliun dimana di kuartal II sudah terealisasi sampai Rp 3,4 triliun.

Di sisi lain terkait dengn rencana IPO anak perusahaan, juga akan ditunda hingga tahun 2022 atau tahun 2023 setelah sub holding perhotelan rampung.

"Rencana IPO akan ditunda sampai subholding karena Wika Realty ditugaskan menjadi induk subholding perhotelan, jadi setelah subholding selesai, baru bisa jalan," kata Direktur Keuangan Wijaya Karya Ade Wahyu.

Sementara untuk rencana divestasi 2 unit usaha, Ade menilai sangat lambat prosesnya, namun WIKA menargetkan paling tidak ada satu unit usaha yang bisa divestasi tahun ini.

"Divestasi tetap berjalan ada dua unit usaha tetapi memang mengalami perlambatan karena Covid-19. Tapi proses tetap berlanjut, palimg tidak satu (unit usaha) bisa terjadi di akhir tahun ini," tegas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com