Agung menjelaskan untuk target kontrak batu sampai dengan akhir tahun 2020 adalah Rp 21,3 triliun dimana di kuartal II sudah terealisasi sampai Rp 3,4 triliun.
Di sisi lain terkait dengn rencana IPO anak perusahaan, juga akan ditunda hingga tahun 2022 atau tahun 2023 setelah sub holding perhotelan rampung.
"Rencana IPO akan ditunda sampai subholding karena Wika Realty ditugaskan menjadi induk subholding perhotelan, jadi setelah subholding selesai, baru bisa jalan," kata Direktur Keuangan Wijaya Karya Ade Wahyu.
Sementara untuk rencana divestasi 2 unit usaha, Ade menilai sangat lambat prosesnya, namun WIKA menargetkan paling tidak ada satu unit usaha yang bisa divestasi tahun ini.
"Divestasi tetap berjalan ada dua unit usaha tetapi memang mengalami perlambatan karena Covid-19. Tapi proses tetap berlanjut, palimg tidak satu (unit usaha) bisa terjadi di akhir tahun ini," tegas dia.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan