Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kilau Emas Diprediksi Berlanjut hingga Akhir Tahun

Kompas.com - 26/08/2020, 17:11 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga emas dunia pernah menyentuh level tertinggi sepanjang masa yakni sebesar 2.072,4 dollar AS per troy ons pada 7 Agustus 2020. Namun, kini harga emas telah meninggalkan level tertingginya.

Harga emas bahkan pernah anjlok 16 persen ke level 1.862,5 dollar AS per troy ons, berselang 3 hari setelah mencapai rekor tertinggi.

Pada perdagangan hari ini, Rabu (26/8/2020), harga emas dunia di pasar spot turun 0,04 persen dan berada di level 1.927,4 dollar AS per troy ons. Meski demikian, harga emas mampu bertahan diatas level psikologis 1.900 dollar AS per troy ons.

Baca juga: Harga Emas Melonjak ke Level Tertinggi Hampir Seminggu, Ini Penyebabnya

Melihat tren pergerakan harga emas, Direktur PT Solid Gold Berjangka Dikki Soetopo mengatakan, dengan bertahan di atas level psikologis menunjukkan ekspektasi para pelaku pasar terhadap kenaikan harga emas tetap berlanjut.

"Setidaknya aksi Warren Buffet, salah seorang investor kawakan dunia yang memborong emas menjadi sinyal bahwa perburuan terhadap aset safe haven ini belumlah usai," ungkapnya dalam konferensi pers virtual, Rabu (8/26/2020).

Buffet melalui perusahaan investasinya Berkshire Hathaway Inc. memang baru saja menambah portofolio dengan membeli saham Barrick Gold Corp., produsen tambang emas kedua terbesar di dunia.

Dikki memproyeksikan, kilau harga emas akan stabil bertahan di level 1.900 dollar AS per troy ons hingga akhir tahun. Ia bilang, ini sesuai dengan keyakinan para analis global yang menyatakan harga emas berpotensi kembali menembus rekor tertinggi di level 2.100 dollar AS per troy ons di akhir 2020.

Alasan fundamental yang memperkuat optimesme ini adalah ketidakpastian ekonomi global dan resesi yang meluas ke banyak negara di dunia. Mulai dari Singapura, Jepang, Jerman, Perancis, hingga Amerika Serikat.

"Meski optimisme terhadap vaksin Covid-19 cukup tinggi, namun ekspektasi investor terhadap pemulihan ekonomi belum menyeluruh," katanya.

Baca juga: UNTR Lirik Peluang di Sektor Tambang Emas

Saat pandemi transaksi emas meningkat

Dikki mengungkapkan, selama pandemi terjadi peningkatan transaksi emas, terutama di produk loco gold. Solid Gold Berjangka mencatat, transaksi produk loco gold meningkat 30 persen dari tahun sebelumnya.

Sementara itu untuk nasabah baru mengalami penambahan hingga Juli 2020 terdapat sebanyak 247 nasabah baru.

Menurut dia, berita lonjakan harga emas turut mengedukasi masyarakat bahwa ada alternatif investasi logam mulai dalam bentuk kontrak berjangka, yang berpeluang lebih menguntungkan dengan syarat manajemen risiko yang terjaga.

Adapun total volume transaksi Solid Gold Berjangka, khususnya cabang Jakarta sepanjang Januari-Juli 2020 tumbuh 30 persen menjadi 60.797 lot dibandingkan periode sama di tahun lalu.

Ia pun optimis, bahwa target perusahaan untuk mencapai volume transaksi sebesar 100.000 lot dan 600 nasabah baru akan tetap terkejar di tengah pandemi. Sebab, emas masih menjadi instrumen investasi yang menarik bagi pelaku pasar.

“Di tengah situasi pandemi, peluang investasi emas menjadi sangat menarik karena sifatnya yang safe haven, artinya memiliki nilai yang stabil ditengah ketidakpastian ekonomi yang diakibatkan berbagai faktor," pungkas Dikki.

Baca juga: Harga Emas Antam Turun Rp 10.000 Hari Ini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Angkutan Lebaran 2024, Kemenhub Siapkan Sarana dan Prasarana Transportasi Umum

Angkutan Lebaran 2024, Kemenhub Siapkan Sarana dan Prasarana Transportasi Umum

Whats New
Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Work Smart
Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Whats New
Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Whats New
Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Whats New
Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Whats New
HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

Whats New
BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com