Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semester I Rugi Rp 11,13 Triliun, Bagaimana Prospek Keuangan Pertamina hingga Akhir Tahun?

Kompas.com - 26/08/2020, 22:13 WIB
Rully R. Ramli,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penurunan konsumsi BBM menjadi salah satu faktor utama PT Pertamina (Persero) mengalami kerugian sebesar 767,92 juta dollar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp 11,13 triliun (kurs Rp 14.500/Dollar AS) pada semester I 2020.

Namun, pada tanggal 21 Agustus 2020, Pertamina menyatakan konsumsi BBM mulai berangsur normal, seiring dengan dibukanya berbagai sektor usaha.

Lantas, apakah hal tersebut mampu kembali mendongkrak kinerja keuangan perusahaan minyak pelat merah itu?

Baca juga: Rugi Rp 11,13 Triliun, Pertamina: Konsumsi BBM Turun 13 Persen

Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan, menilai, Pertamina berpotensi membukukan keuntungan hingga akhir tahun ini, dengan mulai kembali tumbuhnya konsumsi BBM di berbagai daerah.

Pasalnya, peningkatan konsumsi BBM tersebut juga dibarengi dengan terus tumbuhnya harga minyak mentah dunia, yang saat ini berada di kisaran 42 dollar AS hingga 45 dollar AS per barrel.

"Pertamina harus optimis bahwa di akhir tahun 2020 mereka akan membalikan keadaan dengan meraih keuntungan sepanjang tahun 2020 ini," ujarnya, kepada Kompas.com, Rabu (26/8/2020).

Untuk memperbaiki kinerja keuangan, Mamit mendorong Pertamina untuk terus melakukan efisiensi anggaran belanja perseroan.

"Selain itu, dengan meningkatnya liabilitas Pertamina, diharapkan agar bisa melakukan refinancing untuk mencari pinjaman dengan beban bunga yang lebih murah sehingga memudahkan Pertamina dalam mengatur keuangan mereka," tuturnya.

Kemudian, Pertamina juga disarankan untuk mengevaluasi kembali anggaran belanja modal atau Capex yang belum dikeluarkan hingga saat ini.

"Yang terakhir dan jika memungkinkan, Pertamina bisa melakukan penagihan terhadap piutang pemerintah terkait dengan dana kompensasi akibat selisih harga jual. Optimisme lain adalah, EBITDA Pertamina bulan Juni adalah sebesar 2,6 miliar dollar AS," ucapnya.

Baca juga: Ahok: Saya Digaji untuk Menyelamatkan Uang Pertamina

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terapkan Ekonomi Sirkular, Aqua Gandeng Ikatan Pemulung

Terapkan Ekonomi Sirkular, Aqua Gandeng Ikatan Pemulung

Whats New
Inflasi Medis Kerek Pembayaran Klaim AXA Financial Indonesia

Inflasi Medis Kerek Pembayaran Klaim AXA Financial Indonesia

Whats New
Wirausaha Muda Butuh Tingkatkan Kompetensi, Program Bimbingan Jadi Solusi

Wirausaha Muda Butuh Tingkatkan Kompetensi, Program Bimbingan Jadi Solusi

Whats New
Terbang ke Jepang, Menhub Bahas MRT Jakarta hingga Pelabuhan Patimban

Terbang ke Jepang, Menhub Bahas MRT Jakarta hingga Pelabuhan Patimban

Whats New
Forum APEC SMEWG, Menteri Teten Ajak Tingkatkan Kolaborasi terkait UKM

Forum APEC SMEWG, Menteri Teten Ajak Tingkatkan Kolaborasi terkait UKM

Whats New
Ekonom Sebut Program Gas Murah Berisiko Bikin Defisit APBN

Ekonom Sebut Program Gas Murah Berisiko Bikin Defisit APBN

Whats New
Hartadinata Abadi Bakal Tebar Dividen Rp 15 Per Saham

Hartadinata Abadi Bakal Tebar Dividen Rp 15 Per Saham

Whats New
Penjelasan DHL soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Penjelasan DHL soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Stok Lampu Bisa Langka gara-gara Implementasi Permendag 36/2023

Stok Lampu Bisa Langka gara-gara Implementasi Permendag 36/2023

Whats New
IHSG Ditutup Naik 63 Poin, Rupiah Menguat di Bawah Level 16.200

IHSG Ditutup Naik 63 Poin, Rupiah Menguat di Bawah Level 16.200

Whats New
Jam Operasional Pegadaian Senin-Kamis, Jumat, dan Sabtu Terbaru

Jam Operasional Pegadaian Senin-Kamis, Jumat, dan Sabtu Terbaru

Whats New
Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Whats New
Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Whats New
Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com