JUMAT, 23 November 2018, setelah makan siang, di gedung utama kantor pusat PT Kereta Api Indonesia (pesero) di Jalan Perintis Kemerdekaan nomor 1, Bandung, saya dengan temen-teman yang bekerja di istana kepresidenan, pulang ke Jakarta dengan menumpang, kereta api inspeksi (KAIS).
Ketika kereta masuk stasiun Cimahi, saya mengusulkan untuk mengadakan acara “dongeng”, sebuah performance ciptaan Garin Nugroho dan Franky Sahilatua (almarhum). Tentu yang kami adakan tidak sebagus yang sering dipertontonkan Garin dan Franky. Kebetulan di wilayah Padalarang kami melintasi secara paralel dengan megaproyek kereta api cepat Jakarta Bandung, sekitar 150 kilometer.
Acara ini ditandai dengan penampil informal dua orang staf khusus presiden, Sukardi Rinakit dan Ari Dwipayana. Setelah seorang perempuan muda , Anggi, melantunkan lagu “Kopi Dangdut” dengan iringan gitar Jubing Kristianto, Sukardi Rinakit yang sering disapa Cak Kardi, bicara (dongeng).
Baca juga: Proyek Kereta Cepat Disebut Biang Kerok Banjir di Tol Padaleunyi, Ini Tanggapan PT KCIC
Sambil mendongeng, Cak Kardi memberi sebuah buku (catatan hariannya) kepada saya, berjudul “Sudut Istana”. Cetakan pertama buku ini tahun 2018.
Selama satu bulan (November 2018), Cak Kardi tiga kali memberi buku “Sudut Istana” kepada saya. Ketiga buku dengan judul yang sama itu diberi tanda tangan Cak Kardi. Pertama, buku Sudut Istana diberikan pada saya tanggal 4 November 2018, selain dengan tanda tangan dibubuhi ucapan “salam sehat”.
Kedua, tanggal 17 November 2018, dibubuhi ucapan tertulis “salam hangat”. Buku ketiga, tanggal 23 November 2018, dibubuhi ucapan “with best wishes”.
Buku ketiga diberikan saya di kereta api ketika berlangsung acara dongeng. Cak Kardi minta saya untuk membuka halaman 214 - 215. Di situ muncul tulisan dengan huruf tebal, “Presiden Joko Widodo pada Groundbreaking Kereta Cepat Jakarta - Bandung. - Bandung, 21 Januari 2016 “ (halaman 214).
Di halaman sebelahnya (215) ada kutipan pidato Presiden Joko Widodo.
“NEGARA yang efisien, negara yang mempunyai kecepatan dalam memutuskan, kecepatan dalam membangun, itulah nanti yang jadi pemenang dalam persaingan antar negara. Oleh sebab itu, kereta cepat adalah salah satunya untuk menuju kecepatan mobilitas, barang dan orang, yang nanti akan mendorong kita memenangkan persaingan antar negara.”
“INSIPIRAS: Negara yang efisien, negara yang mempunyai kecepatan dalam memutuskan, kecepatan dalam membangun, itulah nanti yang jadi pemenang dalam persaingan antar negara”.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.