JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, saat ini PT Indofarma tengah menjajaki kerja sama dengan G42 yang merupakan perusahaan farmasi asal Uni Emirat Arab (UAE) terkait alat tes Covid-19.
G42, kata Erick, telah menciptakan alat tes Covid-19 yang menggunakan teknologi laser dan Artificial Intelligence (AI).
“Mirip rapid test tapi akurasinya lebih tinggi sampai 90 persenan. Tapi ini tidak masuk dalam kategori PCR, tetap dalam kategori rapid test,” ujar Erick di Komisi VI DPR RI, Kamis (27/8/2020).
Baca juga: Industri Otomotif Terimbas Pandemi, Kinerja Astra Otoparts Terpukul
Mantan bos Inter Milan ini menambahkan, dengan menggunakan teknologi laser biaya tes akan lebih murah ketimbang rapid test. Menurut Erick, saat ini biaya pengetesan Covid-19 menggunakan rapid test paling murah seharga Rp 80.000.
“Nah tentu di luar per tes, artinya per tes ada cost tambahan, tapi tidak mahal karena memang kemarin dihitung kalau 4.000 Dollar AS, sehari saja dites 400 orang harganya semakin turun. Ini baru satu hari yang sistem laser. Kalau ini ditarik ke beberapa bulan, mungkin ini harganya hanya beberapa ribu perak per tes,” kata Erick.
Erick pun menilai teknologi seperti ini perlu dihadirkan di Indonesia. Dengan begitu, masyarakat tak perlu merogoh kocek lebih dalam untuk melakukan pengetesan Covid-19.
“Kita harus menjaga ekonomi agar jangan jadi ekonomi mahal. Bukan enggak mungkin, pabrik-pabrik bisa melakukan tes seperti ini, karena murah. Dia bisa satu orang satu menit,” ucap dia.
Baca juga: Dampak Covid-19, Sri Mulyani Sebut Indonesia Punya Pengalaman untuk Atasi Krisis
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.