Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Tantangan UMKM di Tengah Pandemi Menurut Menteri Wishnutama

Kompas.com - 28/08/2020, 11:12 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio membeberkan sejumlah tantangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), utamanya di tengah pandemi Covid-19.

Menurut dia, tantangan terbesar bagi UMKM sektor kreatif adalah memasuki pasar global dunia. Berbagai hambatan mulai dari urusan logistik, pengurusan dokumen, hingga biaya yang tinggi memperpanjang deretan tantangan.

"Biayanya tinggi karena kebanyakan pelaku usaha di bidang ekraf (ekonomi kreatif) masih didominasi UMKM, tidak semuanya mengerti proses ekspor, dan sifatnya bukan produk massal," kata Wishnutama dalam launching Karya Kreatif Indonesia (KKI) secara virtual, Jumat (28/8/2020).

Baca juga: Ini Kunci agar UMKM Indonesia Bisa Naik Kelas

Wishnutama menuturkan, kemampuan produksi UMKM yang masih kecil karena kurangnya mesin produktif turut menjadi tantangan. Belum lagi, para UMKM kesulitan memperoleh informasi pasar. Banyak pelaku usaha tidak mengetahui pasar potensial bagi produknya.

Selanjutnya, pelaku usaha tidak juga berani menjajaki pasar ekspor, kurangnya kemampuan untuk menjajaki pasar digital, ada konsekuensi biaya yang cukup tinggi, dan banyak prasyarat dan sertifikasi yang rumit dan mahal.

"Regulasi dan perizinan harus bisa disederhanakan, misalnya untuk mengurusi perizinan ekspor, biaya masuk di negara tujuan, dan lain-lain," ungkap dia.

Tak cukup sampai di situ, industri kreatif mengeluhkan kesulitan bahan baku sejak diberlakukannya pembatasan sosial berskala besar (PSBB), untuk mengurangi penyebaran Covid-19. Wajar saja, bahan baku dasar masih mengandalkan impor dari luar negeri.

Lalu, PSBB tak luput membuat distribusi logistik terganggu. Barang yang dipesan maupun diterima jadi datang lebih lambat. Hal ini akhirnya mengganggu arus kas (cashflow) pelaku usaha.

"Banyak pelaku usaha kreatif yang merasakan pendapatannya sangat menurun, akibat tidak ada pelanggan yang membeli produk semenjak PSBB, adanya physical distancing juga jadi kesulitan melakukan pinjaman modal," ujar dia.

Kendati demikian, kata Wishnutama, pandemi Covid-19 bisa jadi momentum para pelaku usaha kreatif mengakselerasi digital dengan memanfaatkan platform e-commerce yang sudah ada.

Saat ini, pihaknya bersama Kemenko Maritim dan Investasi telah menginisasi gerakan nasional Bangga Buatan Indonesia. Tercatat sejak diluncurkan pada Mei 2020, bertambah 1,6 juta UMKM memasuki ekosistem digital.

"Pemerintah juga menggandeng platform e-commerce seperti, Tokopedia, blibli, Gojek, Shopee, dan lain-lain," pungkasnya.

Baca juga: Menkop Teten Bakal Alihkan Anggaran Subsidi Bunga ke BLT UMKM

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com