Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Keistimewaan YIA yang Dibanggakan Jokowi Jadi Bandara Terbaik di RI

Kompas.com - 29/08/2020, 14:11 WIB
Muhammad Idris

Penulis

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pengerjaan Bandara Internasional Yogyakarta atau Yogyakarta International Airport (YIA) merupakan yang terbaik di Indonesia untuk saat ini.

"Saya terima kasih kepada PP dan AP I yang tadi saya lihat pengerjaannya, menurut saya yang terbaik saat ini di Indonesia, nggak tahu, kalau ada bandara baru lebih baik lagi nggak tahu," kata Jokowi saat peresmian YIA seperti dikutip dari Antara, Sabtu (29/8/2020).

Bandara YIA merupakan bandara yang dibangun untuk menggantikan Bandara Adi Sutjipto yang kini hanya diperuntukkan untuk pesawat militer. Pengerjaan Bandara Internasional Yogyakarta sangat cepat hanya menghabiskan waktu 20 bulan.

Untuk pembangunan Bandara YIA dibutuhkan pembebasan lahan menghabiskan Rp 4,2 triliun, konstruksi baik terminal maupun runway Rp 7,1 triliun yang artinya totalnya Rp 11,3 triliun.

Baca juga: Bandara YIA Diyakini Bisa Ikut Tarik Wisatawan Datang ke Yogyakarta

Lalu apa saja keistimewaan Bandara YIA yang dibanggakan Jokowi tersebut?

1. Dirancang tahan gempa dan tsunami

Presiden Jokowi menyampaikan bahwa Bandara YIA yang baru didesain memiliki daya tahan terhadap gempa hingga 8,8 skala Richter dan bisa menahan gelombang tsunami hingga ketinggian 12 meter.

“Kepala BMKG menyampaikan kepada saya, Ibu Dwikorita, juga bisa menahan gelombang tsunami hingga ketinggian 12 meter, insyaallah ini sudah dirancang untuk kesana semuanya,” ujar Jokowi seperti dikutip dari laman Setkab, Sabtu (29/8/2020).

2. Runway sangat panjang

Bandara baru ini memiliki panjang lintasan runway 3.250 meter, atau lebih panjang dibandingkan bandara lama Adisutjipto Yogyakarta yang hanya 2.200 meter. Bandara baru ini dapat didarati pesawat-pesawat besar seperti Airbus A330 atau Boeing 777.

"Bandara ini dikerjakan sangat cepat, hanya 20 bulan, 20 bulan cepat sekali. Kalau kita bandingkan ini dengan airport lama yang di Adisucipto, panjang 'runway' di sana 2.200 meter, yang di sini 3.250 meter jauh lebih panjang," ungkap Jokowi dilansir dari Antara.

Baca juga: PT PP Selesaikan Proyek Bandara YIA Kulon Progo

Artinya YIA bisa didarati pesawat berbadan lebar.

"Di sana hanya untuk pesawat yang 'narrow body', di sini bisa didarati, ini saya baru dapat informasi didarati Airbus A380 dan Boeing 777, pesawat gede-gede bisa turun di sini karena runway-nya 3.250 (meter)," ungkap Jokowi.

3. Terminal 14 kali lipat dari Adisucipto

Sedangkan luas terminal mencapai 219 meter persegi atau sekitar 13-14 kali lipat dibanding luas terminal Bandara Adisucipto yang hanya sekitar 17 ribu meter persegi.

"Kapasitas terminal untuk penumpang yang lama hanya bisa 1,6 juta penumpang, di sini bisa 20 juta penumpang, ini tugas kita bersama bagaimana mendatangkan 20 juta itu, ini bukan tugas yang ringan," tegas Jokowi.

YIA memiliki kapasitas yang dapat menampung hingga 20 juta penumpang per tahun atau 11 kali lebih besar dari Bandara Adisutjipto yang hanya 1,6 juta penumpang per tahun.

Baca juga: AP I: Besok Bandara YIA Beroperasi, 135 Penerbangan Bakal Beroperasi

Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi, menyebutkan YIA dibangun dengan investasi dana sebesar Rp 11,3 triliun, di mana Rp 7,1 triliun digunakan untuk pembangunan fisik dan Rp 4,2 triliun untuk pembebasan lahan.

“Dengan luas terminal sebesar 219.000 meter persegi dan total luas area bandara mencapai 587 hektar, menjadikan YIA sebagai salah satu bandara terbesar di Indonesia dengan kapasitas saat ini dapat menampung hingga 20 juta penumpang per tahun atau 11 kali lebih besar dari Bandara Adisutjipto yang hanya dapat menampung 1,6 juta penumpang per tahun. Pada kapasitas ultimate, YIA nantinya dapat menampung hingga 24 juta orang per tahun,” kata dia.

Untuk meningkatkan kenyamanan penumpang, Faik menambahkan, YIA dilengkapi dengan 96 konter check-in, 12 konter imigrasi di area keberangkatan, delapan konter imigrasi di area kedatangan, 74 eskalator, 41 lift, 38 travelator, 60 toilet, 13 nursery room, 45 mushola.

Tersedia pula gedung parkir yang dapat menampung hingga 4.900 kendaraan roda dua, 1.230 kendaraan roda empat, dan lahan parkir nongedung yang dapat menampung 61 bus dan 402 kendaraan roda empat.

Baca juga: AP I Sediakan Galeri untuk Tampung 600 UMKM di Bandara YIA

4. Teknologi deteksi dini tsunami

Dilansir dari Antara, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) merupakan satu-satunya bandara di Indonesia yang dilengkapi sistem peringatan dini tsunami.

"Bandara Ini merupakan bandara satu-satunya di Indonesia yang dilengkapi dengan sistem peringatan dini tsunami, bahkan di ASEAN," kata Dwikorita.

Menurut Dwikorita, sistem tersebut terintegrasi dengan jaringan pemantauan gempa bumi di Pusat Gempa Bumi Nasional dan Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS) di Kantor BMKG Pusat Jakarta, dan merupakan sistem percontohan pertama di Indonesia dan ASEAN untuk bandara di daerah rawan tsunami.

Sistem peringatan dini tsunami Bandara Internasional Yogyakarta terkoneksi dengan jaringan sensor gempa bumi, sebanyak 372 sensor yang terpasang di seluruh Indonesia.

Baca juga: Kemenhub Segera Siapkan Transportasi dari Bandara YIA ke Borobudur

5. Menara ATC anti-tsunami

Direktur Utama AirNav Indonesia, Pramintohadi, mengatakan menara Bandara YIA memiliki sejumlah keunggulan dibandingan dengan Menara Adisujtipto.

Pertama, menara YIA memilki tinggi 39,5 meter, lebih tinggi dibanding menara Adi Sutjipto yang setinggi 25 meter. Semua fasilitasnya juga terbilang sangat modern.

“Ketinggian ini membuat pandangan ATC lebih luas dan mampu memantau seluruh pergerakan area bandara,” ujar dia dikutip dari Antara.

Kedua, menara YIA dibangun hanya 7,5 bulan saja, termasuk salah satu yang tercepat. Ketiga, menara ini dibangun tahan gempa hingga 8,8 magnitudo.

“Keunggulan keempat adalah menara dibangun tahan terhadap tsunami dan dapat langsung beroperasi melayani penerbangan setelah tsunami berhenti. Hal itu dikarenakan seluruh peralatan navigasi ditempatkan pada ketinggian 15 mdpl, sebab gelombang tsunami berada pada rentang 8 - 12,8 meter,” kata dia.

Baca juga: Ini 4 Penyebab BLT Subsidi Gaji Rp 600.000 Belum Masuk ke Rekening

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com