Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Antisipasi Gagal Panen, Kementan Dorong Petani Ikut Asuransi

Kompas.com - 29/08/2020, 15:06 WIB
Maria Arimbi Haryas Prabawanti,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Kementerian Pertanian (Kementan) mengingatkan bahwa lahan pertanian harus dijaga dari berbagai potensi yang mengancam, seperti cuaca ekstrem dan serangan hama.

Pasalnya, bila tidak terjaga, gagal panen bisa saja terjadi kapan saja. Hal tersebut juga akan berimbas terhadap ketahanan pangan.

"Tantangan kita adalah menyediakan pangan bagi seluruh rakyat Indonesia. Artinya, kita harus menjaga setiap jengkal lahan pertanian," tutur Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (29/08/2020).

Baca juga: Berkat Asuransi Pertanian, Petani di Aceh yang Kena Banjir Rob Bisa Ajukan Klaim

Adapun, salah satu solusi terbaik untuk menjaga pertanian adalah dengan asuransi.

Menurut Direktorat Jenderal (Dirjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan), Sarwo Edhy, asuransi bisa membuat petani beraktivitas dengan tenang. Sebab, kerugian yang ditimbulkan akibat gagal panen bisa diganti dengan klaim.

Petani tidak hanya terhindar dari kerugian, tetapi juga bisa kembali bersiap untuk menanam,” tutur Sarwo Edhy.

Ia pun mendorong petani untuk mengikuti asuransi pertanian, seperti Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP).

"Cara untuk mengikuti dan mencari informasi mengenai asuransi bisa gabung ke kelompok tani (poktan),” tuturnya.

AUTP, kata Sarwo Edhy, tidak memberatkan petani karena premi yang dibayarkan cukup ringan.

"Preminya sebesar Rp 180.000 per hektare (ha) per meter (m) dan nilai pertanggungannya sebesar Rp 6.000.000 per ha per meter," jelas Sarwo Edhy.

Lebih lanjut, Edhy mengatakan, asuransi tersebut memberikan perlindungan terhadap serangan hama penyakit, banjir, dan kekeringan.

"Program AUTP ini bisa membantu petani padi di Gresik yang terpaksa memanen padi lebih awal, yakni umur 75 hari, agar terhindar dari kerugian," ujarnya.

Baca juga: Hindari Kerugian, Kementan Minta Petani dan Peternak Manfaatkan Asuransi

Seperti diketahui, hawa wereng sempat menyerang sawah petani di Desa Banjarsari, Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

Padi yang seharusnya berumur tiga bulan tiba-tiba kering dan mati. Batang padi juga membusuk. Alhasil, para petani di desa tersebut terancam gagal panen.

Menurut Kepala Seksi Perlindungan Tanaman Dinas Pertanian Gresik Muhammad Nur Syafei, hama wereng bisa menyerang karena petani tidak maksimal merawat tanaman padi.

Dinas Pertanian Gresik, katanya, telah berulang kali memberikan sosialisasi agar petani lebih serius merawat padi. Pihaknya juga telah memberikan obat untuk mengantisipasi serangan hama wereng.

“Kami sudah berkali-kali sosialisasi agar petani memberikan obat untuk antisipasi hama padi,” katanya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com