Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemulihan Ekonomi Masih Panjang, Fintech Peer to Peer Lending Bisa Jadi Andalan

Kompas.com - 03/09/2020, 15:04 WIB
Kiki Safitri,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dewan Penasehat AFPI (Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia) Chatib Basri menilai teknologi finansial (fintech) dapat membantu industri UMKM bangkit ditengah kondisi pandemi Covid-19.

Menurut dia, fintech memiliki keunggulan dalam kecepatan di mana hal ini tidak diperoleh dari pinjaman konvensional.

“Situasi normal dan pandemi berbeda. Kalau mau memberikan pinjaman tanpa agunan (bisnis) harus punya scoring yang baik. Keunggulan fintech, tidak hanya melihat proyek saja, tetapi melihat berbagai indikator, bahkan tanpa agunan, sesuatu yang mungkin tidak mudah, dan prosesnya cepat,” kata Chatib dalam Seminar Nasional Fintech Lending dan PEN, Kamis (3/9/2020).

Baca juga: Riset: Fintech Peer to Peer Lending Dorong Pertumbuhan UKM

Chatib menilai, masalah klasik yang merupakan hal paling penting buat UMKM adalah akses. Dengan kondisi saat ini yang berbeda dari biasanya, inklusi keuangan merupakan hal yang cukup penting.

Menurut dia, kondisi pandemi yang memakan waktu cukup panjang, sudah pasti pemulihan akan berlangsung lama.

“Kalau bicara how to scale up, maka saya melihat, ada ruang untuk pengembangan. Apakah fintech dalam situasi seperti ini akan useful? Jawabannya iya, recovery pandemi butuh waktu panjang, aktivitas harus online,” jelas dia.

Menurut dia, dengan adanya akses ke digital maka akan sangat menolong sektor UMKM, terutama yang terdampak pandemi. 

Baca juga: Peran Fintech Dinilai Semakin Penting di Tengah Pandemi

Di sisi lain, masalah suku bunga yang tinggi juga tentunya perlu menjadi pembicaraan regulator.

“Tingkat bunga tinggi dan menambah skalanya, ini bisa dibahas enggak sama regulator? Karena fIntech eksisting sudah menolong, dan nanti bisa lebih menolong lagi,” ungkap dia.

Chatib menilai, penetrasi fintech jauh lebih besar daripada konvensional. Bahkan kedepannya, player akan lebih banyak dan UMKM di daerah akan punya peluang tidak hanya terkonsentrasi di Jawa saja.

Ke depan, untuk meningkatkan peran fintech, dukungan infrastruktur dan teknologi perlu ditingkatkan.

Adapun Rosan Roeslani, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengatakan peran dari fintech lending saat ini semakin besar dibandingkan tahun 2017-2020. Menurut dia kenaikan bahkan terjadi tiga kali lipat, belum lagi kondisi pandemi membuat peran fintech semakin unggul.

Baca juga: OJK: Fintech Telah Kucurkan Pembiayaan Rp 113,46 Triliun hingga Juni

“Adanya Covid-19 ini kan lebih cepat lagi karena mengakselerasi ekosistem, dan membuat banyak dari UMKM yang tadinya tidak banyak ikut lalu ikut terlibat untuk mengembangkan bisnisnya. Peran regulator penting untuk menyempurnakan akselerasinya lebih cepat daripada perbankan,” jelas dia.

Ia berharap dengan kondisi pasar yang memiliki cakupan luas, fintech lending bisa menjangkau UMKM yang belum memasuki sektor formal atau bankable.

Sebagai informasi, per Juli 2020, total pinjaman fintech mencapai Rp 116 triliun dengan total outstanding Rp 11,93 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Whats New
KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

Whats New
Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Whats New
PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

Whats New
RMKE: Ekspor Batu Bara Diuntungkan dari Pelemahan Rupiah

RMKE: Ekspor Batu Bara Diuntungkan dari Pelemahan Rupiah

Whats New
Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke

Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke

Whats New
Erick Thohir Minta Pertamina hingga MIND ID Borong Dollar AS, Kenapa?

Erick Thohir Minta Pertamina hingga MIND ID Borong Dollar AS, Kenapa?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com