JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) dan Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia memastikan, fintech lending siap membantu pemerintah dalam mempercepat penyaluran stimulus program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) kepada pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
Ketua Umum AFPI Adrian Gunadi mengatakan, pihaknya siap menyambut inisiatif pemerintah yang telah melakukan terobosan dengan memberikan program stimulus bagi UMKM melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Ia mengatakan, salah satu tantangan terbesarnya adalah bagaimana penyaluran stimulus tersebut dapat berlangsung tepat sasaran, tepat waktu dan secara efektif dapat membantu UMKM yang terdampak, agar usahanya tetap bertahan dan tumbuh kembali sejalan dengan berkurangnya dampak pandemi Covid-19
Baca juga: Faisal Basri: Jebol Keuangan Negara Gara-gara Nikel Ini
“Melalui kolaborasi dengan digital ekosistem, penyelenggara dapat memotret profil risiko UMKM tersebut lebih komprehensif,” kata Adrian dalam seminar nasional online, Kamis (3/9/2020).
Sektor UMKM merupakan salah satu sektor yang paling terdampak oleh pandemi Covid-19. Padahal selama ini, UMKM adalah penyangga utama perekonomian Indonesia yakni berkontribusi 57 persen terhadap Gross Domestik Brutto (GDP) dan menyerap 97 persen tenaga kerja di Tanah Air.
“Dari 157 anggota AFPI, akumulasi penyaluran pinjaman secara nasional mencapai Rp 113,46 triliun atau naik 153 persen pada Juni 2020 secara tahunan. Dari angka ini, mayoritas tersalurkan ke sektor produktif yakni kepada pelaku UMKM, serta kepada masyarakat underserved dan underbanked,” kata Adrian.
Penyaluran pendanaan para pelaku fintech lending Indonesia didominasi sektor produktif 68 persen, konsumtif 58 persen, dan syariah 7 persen. Penyaluran pembiayaan fintech lending dilakukan melalui platform digital dengan proses yang lebih sederhana dan cepat sehingga lebih mudah menjangkau masyarakat serta lebih fleksibel ketika terjadi pandemi yang mengurangi kontak fisik.
Baca juga: Kemenkop Akui Penyaluran Stimulus PEN via Pinjol Terbentur Regulasi
Dewan Penasihat Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Chatib Basri mengatakan perilaku masyarakat yang berubah dan mengarah ke digital, merupakan kesempatan bagi industri fintech lending untuk turut memberikan stimulus bagi UMKM melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
“Dengan memanfaatkan keunggulan teknologinya, industri Fintech Lending dapat mendorong inklusi keuangan sekaligus turut mendukung stimulus ekonomi melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Dengan demikian Fintech Lending menjadi daya ungkit dalam memulihkan ekonomi saat krisis akibat pandemi Covid-19,” ujar Chatib.
Di sisi lain, Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P Roeslani menambahkan Kadin akan terus mendukung langkah kebijakan ekonomi pemerintah di tengah pandemi melalui pelaksanaan program-program yang dapat menyelamatkan dan meningkatkan angka pertumbuhan ekonomi.
Baca juga: Faisal Basri Soal Revisi UU BI: Masalah di Kementerian, Moneter Diobok-obok
“Program PEN sudah sangat baik dan strategis, namun harus dikembangkan cara untuk merealisasikan penyerapan anggarannya. Proses penyerapan anggaran perlu dipercepat dan fintech lending merupakan terobosan yang menggunakan analisa digital, dapat menjadi pintu bagi UMKM mengakses permodalan,” kata Rosan.
Menurut catatan Kadin Indonesia, hingga pertengahan Agustus realisasi anggaran program PEN baru mencapai Rp 174,79 trilliun, atau 25,1 persen dari keseluruhan pagu anggaran yang sebesar Rp 695,2 triliun.
Sementara program perlindungan sosial realisasinya hingga 19 Agustus 2020 telah mencapai Rp 93,18 triliun. Angka tersebut setara dengan 49,7 persen dari pagu anggaran sebesar Rp 203,91 triliun.
Baca juga: Pabrik Jadi Klaster Covid-19, Erick Thohir Ingatkan Pengusaha
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.