Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dugaan Monopoli, Pelumas Perusahaan Kecil Susah Masuk Bengkel Resmi

Kompas.com - 04/09/2020, 06:38 WIB
Yohana Artha Uly,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perhimpunan Distributor, Importir, dan Produsen Pelumas Indonesia (Perdippi) menyatakan, banyak perusahaan pelumas merasa begitu sulit menjalankan bisnisnya.

Selain imbas pandemi, juga terkait adanya dugaan praktik monopoli yang dilakukan perusahaan besar.

Ketua Dewan Penasehat Perdippi Paul Toar mengatakan, saat ini memang belum ada data pasti mengenai kerugian yang dialami para perusahaan.

 

Baca juga: KPPU Mulai Sidangkan Kasus Dugaan Monopoli Pelumas

Namun, ia memastikan banyak anggotanya yang bergerak di otomotif merasa terpukul dengan berkembangnya industri pelumas atau genuine oil saat ini. 

"Mereka mempunyai hambatan, katakanlah seperti untuk masuk di bengkel-bengkel resmi. Padahal dulu pemasaran di semua bengkel itu besar,” ujarnya dalam webinar tentang Dugaan Praktek Monopoli dalam Bisnis Pelumas, Kamis (3/9/2020).

Menurutnya, sebelum ada dugaan praktik monopoli yang dilakukan oleh perusahaan besar yang bergerak di bisnis pelumas, banyak perusahaan di industri ini untuk masuk ke bengkel-bengkel resmi. Namun kini, kesempatan itu tak ada lagi.

Oleh sebab itu, saat ini banyak perusahaan pelumas yang lebih kecil beralih memasarkan produknya di bengkel tidak resmi.

 

Baca juga: Praktik Monopoli Berakhir Denda Rp 30 Miliar, Grab Ajukan Banding

Kendati sudah menggeser pemasarannya, kendala dari praktek monopoli tersebut juga tetap terasa.

Lantaran, praktik monopoli yang dilakukan, di antaranya harus memakai pelumas tertentu dalam beberapa tahun jika membeli kendaraan tersebut. Hal ini membuat masyarakat terus mencari produk yang biasa digunakannya selama masa garansi.

"Pelanggan-pelanggan otomotif yang kemudian sudah lewat masa garansinya dan boleh keluar dari bengkel resmi karena tidak ada garansi servis lagi, itu mereka pikirannya sudah tertata sehingga selalu mencari pelumas yang sudah terbiasa dipakai katakanlah 2 sampai 3 tahun,” jelas dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com