Pembatasan pergerakan di perbatasan dan penguncian (lockdown) menghancurkan mata pencaharian dan menghambat transportasi pangan bagi penduduk.
"Kehilangan dan pemborosan pangan meningkat, karena petani harus membuang bahan pangan yang mudah rusak, dan banyak orang di pusat kota yang berjuang untuk mendapatkan makanan segar," katanya.
Dongyu menekankan bahwa petani kecil dan keluarganya, pekerja pangan di semua sektor, serta mereka yang hidup di sistem ekonomi yang bergantung pada komoditas dan pariwisata, sangatlah rentan. Oleh sebab itu, mereka semua perlu mendapatkan perhatian khusus.
"Kita perlu mengkaji kembali sistem pangan dan rantai nilai pangan, kita harus lebih memanfaatkan inovasi dan teknologi pertanian yang ada, dan mempertimbangkan teknologi terbaru,” kata Dong Gyu.
Adapun dalam upaya menghadapi pandemi, FAO juga telah meluncurkan program respons dan pemulihan Covid-19, yang memungkinkan donor untuk memanfaatkan kekuatan organisasi, data terkini, sistem peringatan dini, dan keahlian teknis untuk mengarahkan dukungan di daerah mana dan kapan paling dibutuhkan.
Baca juga: Jabar Terancam Kekeringan, Mentan Imbau Petani Ikut Asuransi Pertanian
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.