Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Air Diplomacy: Mengelola Aerodrome Antar Bangsa (International Airport)

Kompas.com - 05/09/2020, 11:57 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

 

Itu pula yang menjelaskan pada kita semua bahwa institusi Imigrasi pada negara-negara tertentu memakai istilah atau sebuah terminologi yang menggambarkan refleksi dari atau tentang tanggung jawabnya yaitu “Immigration and border protection”. Institusi imigrasi yang sekaligus berfungsi sebagai "penjaga perbatasan."

Sekali lagi, bandara internasional adalah pintu masuk negara, yang harus aman dari keluar masuknya orang dan barang.

Jangan lupa, tidak hanya barang dan orang akan tetapi juga, sudah terbukti luas sekarang ini menjadi pula pintu masuknya “virus” yang mungkin atau dapat melekat pada keluar masuknya manusia, barang dan atau tanaman.

Baca juga: Ini Tiga Jurus yang Dilakukan Industri Penerbangan di Masa Pandemi

Sampai di sini maka pengertian tentang keamanan nasional atau National Security yang melekat di Bandara Antar Bangsa menjadi mudah untuk dicerna dan dimengerti. Itu sebabnya pemeriksaan menyangkut dokumen dan perijinan menjadi keharusan untuk dilakukan dengan ekstra ketat.

Wewenang ini berperan sekaligus sebagai salah satu upaya penting dalam melindungi negara dari berbagai ancaman bahaya. Salah satu upaya yang merupakan bagian utuh dari penegakkan kedaulatan sebuah negara.

Sebuah upaya yang memerlukan dukungan dana , sdm berkualitas dan sejumlah peralatan canggih, di samping mekanisme tata laksana manajemen modern dan faktor leadership.

Inilah salah satu pertimbangan yang menyebabkan tidak ada satupun negara di dunia yang membuka pintu masuk (bandara internasional) pada setiap kota di wilayahnya.

Baca juga: Dewan Penerbangan dan Covid-19

Bagaimana dengan Indonesia? Negara Indonesia sangat luas terletak dalam posisi yang sangat strategis, berbentuk kepulauan yang tersebar dan sebagian besar berbentuk pegunungan.

Perhubungan udara menjadi sangat penting perannya dalam keberlangsungan kehidupan sebagai sebuah bangsa.

Setidaknya, perhubungan udara mutlak diperlukan dalam tatakelola administrasi dan dukungan logistik birokrasi pemerintahan, penyelenggaraan pelayanan angkutan udara bagi masyarakat, dan yang tidak kalah penting sebagai sumber pendapatan negara pada perspektif bisnis dan investasi bidang angkutan udara dalam negeri.

Nah, dengan posisi dan kondisi seperti itulah maka kita harus berhitung dengan cerdas di mana dan berapa banyak Bandara Antar Bangsa yang layak dikelola.

Menghadapi pandemi Covid-19 sebagai “global threat” yang belum diketahui bila akan berakhir, ditambah lagi dengan tengah terbukanya peluang yang masih terbuka lebar pada rute domestik terutama angkutan barang dan penerbangan charter, maka sangat masuk akal bila kita membatasi pintu masuk ke Indonesia “untuk sementara waktu” hanya dikelola di SHIA (Soekarno-Hatta International Airport).

Pertimbangan ini semata bersandar kepada National Security yang sekaligus mempertimbangkan perlindungan bisnis penerbangan domestik. Ingat, tidak banyak negara mampu bersandar pada pertumbuhan ekonomi yang mengandalkan sisi penerbangan dalam negerinya.

Baca juga: Disinggung Jokowi, Ini Kerugian Banyaknya Bandara Internasional di Indonesia

Sebuah tindakan yang patut dipikirkan dengan matang dalam pengelolaan mengatasi penyebaran Covid-19 yang parallel dengan upaya menumbuhkan pembangunan ekonomi nasional melalui sektor perhubungan udara domestik.

Sebuah strategi menggunakan “national air asset” bagi mendukung kebijakan Luar Negeri dan National Interest serta National Policy dalam kerangka langkah Air Diplomacy.

Sebuah tindakan dalam mengelola Aerodrome Antar Bangsa yang dapat menumbuhkan rasa optimistik masyarakat luas terhadap upaya pemerintah menghadapi ancaman global pandemi Covid-19 untuk dapat segera diselesaikan.

Optimism is a prime mover to make our dream come true! 

 

Jakarta, Jumat 4 September 2020

Chappy Hakim
Pusat Studi Air Power Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com