Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER DI KOMPASIANA] Harga Fantastis Tanaman Janda Bolong | Komnas PA dan Anjay | Kerennya Bemo di Flores

Kompas.com - 05/09/2020, 15:55 WIB
Harry Rhamdhani

Penulis

KOMPASIANA---Belum selesai tren bersepeda, muncul hobi baru yang tak kalah menguras kantong: menanam tanaman hias.

Berbagai penelitian telah menyatakan bahwa tanaman dapat membantu menurunkan stres, gangguan kecemasan, dan juga dapat meningkatkan siklus tidur yang baik.

Akan tetapi untuk yang satu ini harganya cukup fantastis, dijual mulai dari puluhan ribu hingga jutaan rupiah. Janda Bolong, nama tanaman tersebut.

Tanaman janda bolong ini juga membuat ruangan lebih segar dan berwarna. Keunggulan lainnya yakni cara perawatannya yang relatif mudah: siram 2-3 kali seminggu jika ditempatkan di dalam ruangan dan 2 kali sehari jika ditaruh di luar ruangan.

Selain menanam tanaman hias yang kini jadi tren baru, masih ada konten lainnya seperti penggunaan kata "Anjay" hingga kerennya bemo di Flores.

Inilah 5 konten menarik dan terpopuler di Kompasiana dalam sepekan.

1. "Janda Bolong", Tanaman Hias yang Harganya Melampaui Seli Brompton dan Tarif Prostitusi Online

Ini adalah nama populer dari tanaman hias yang punya nama Latin, Monstera adansonii variegata, dan baru-baru ini laku terjual seharga puluhan hingga ratusan juta rupiah, kisaran Rp 95 juta - Rp 100 juta.

Akan tetepi ini bukanlah hal baru. Dulu, tulis Kompasianer Muis Sunarya, sempat juga ada tanaman hias yang populer: tanaman gelombang cinta.

"Hebohlah dunia usaha tanaman hias. Orang-orang berlomba-lomba berburu, menjual, dan membudidayakan tanaman hias yang satu ini," tulisnya.

Daun tanaman Janda Bolong ini tidak terlalu besar dan memiliki kombinasi warna: hijau, putih dan kuning. (Baca selengkapnya)

2. Swafoto dan Unggah Status, "Narcissistic Personality" atau "Self Branding"?

Pada era ini, manusia mempunyai kebutuhan beraktualisasi. Namun, tulis Ayu Diahastuti mengingatkan, kebutuhan untuk memaksimalkan potensi diri karena semua kebutuhan di atas telah terpenuhi.

Ya, narsis jadi kata yang tidak asing lagi dalam dunia media sosial. Terlebih kesempatan dan kecenderungan seseorang untuk berswafoto kemudian mengunggahnya amat besar.

"Motivasi yang mendasari pergeseran kebutuhan seseorang dari hanya menampilkan potensi diri menjadi kebutuhan untuk mendapatkan pujian atau jempol "like" inilah yang kemudian bisa dikatakan sebagai narcissistic personality disorder (NPD)," lanjutnya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com