Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Jaga Kebutuhan Petani, Kementan Tingkatkan Alokasi Pupuk Subsidi

Kompas.com - 06/09/2020, 12:23 WIB
Aditya Mulyawan,
Sheila Respati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Demi meningkatkan produktivitas petani, pemerintah berencana untuk menaikkan alokasi pupuk subsidi hingga 1 juta ton.

Hal itu diungkapkan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo saat kunjungan kerja ke PT Petrokimia dan PT Pupuk Kujang Lini III Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Sabtu (5/9/2020).

Pada kunjungan tersebut, Mentan memantau ketersediaan pupuk subsidi sekaligus mengantisipasi kekurangan atau alokasi pupuk sehingga kebutuhan para petani tetap terjaga.

Yasin mengatakan, pendistribusian pupuk harus benar-benar tepat sasaran, yaitu untuk petani yang memiliki lahan di bawah 2 hektare.

“Saya memastikan ketersedian stok (pupuk subsidi) aman. Untuk menyelesaikan masalah distribusi, kita menyikapinya dengan membutuhkan detailing check and re-check di lapangan agar pupuk subsidi didistribusikan sesuai dengan kebutuhan,” terangnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (6/9/2020).

Baca juga: Mentan SYL Pastikan Ketersediaan Pupuk Subsidi di Indonesia Aman

Namun demikian, lanjut Yasin, pemberian subsidi pupuk harus sebanding dengan peningkatan hasil produksi. Distribusi pupuk diawasi secara ketat dalam tiga bulan terakhir agar produktivitas yang dibutuhkan dapat tercapai.

“Musim tanam pertama dengan 7,4 juta ton per hektare pupuknya sudah aman sehingga produktivitasnya aman,” kata Yasin.

Yasin berharap, musim tanam kedua atau musim tanam kering seluas 5,8 juta ton per hektare dapat mendapatkan pemupukan yang baik sehingga produktivitasnya juga dapat meningkat.

Pada kesempatan yang sama, Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) Sarwo Edhy mengatakan, pemerintah melakukan penambahan alokasi subsidi pupuk untuk meningkatkan produksi dan kesejahteraan petani.

“Rencananya, penambahan alokasi subsidi pupuk akan mencapai volume 1 juta ton, dan menelan anggaran sekitar Rp 3,14 triliun. Dengan penambahan itu diharapkan bisa memenuhi kebutuhan pupuk bersubsidi yang kurang di sejumlah wilayah Indonesia,” katanya.

Baca juga: Pupuk Subsidi Langka di Daerah Sekitar Pabriknya, Ini Jawaban PT Pupuk Kujang

Penambahan tersebut, lanjut Sarwo, akan disertai dengan mekanisme pendistribusian yang lebih baik lagi.

“Selama ini, sistem distribusi pupuk yang dilakukan Ditjen PSP melalui Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (eRDKK) berdasarkan Nomor Induk Kependudukan (NIK) atau by name by address dan telah diakui validasinya,” terang Sarwo.

Sarwo menambahkan, Kementan menerapkan mekanisme pendistribusian pupuk bersubsidi dengan eRDKK yang telah terbukti efisiensinya.

“Data penerima valid hingga 94 persen. Hal itu karena dukungan data akurat berbasis NIK hasil pemadanan dengan Dukcapil,” jelas Sarwo.

Sementara itu, Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Thohir menyampaikan, implementasi program korporasi petani Kementan sangat tepat. Sebab, penggunaan kartu tani dapat menjadi solusi untuk masalah distribusi pupuk.

“Jadi saya setuju sekali dengan korporasi petani karena kartu tani baiknya diberikan secara kelompok bukan per orang. Misal saja, satu korporasi ada 10 petani, maka diberikan satu kartu tani sehingga penggunaan kartu ini dapat terorganisir dengan baik,” terangnya.

Baca juga: Kementan Dorong Petani Subang Ikut Asuransi untuk Jaga Lahan Pertanian

Dari segi ketersediaan pupuk, Direktur Utama Pupuk Kujang Maryadi, telah menyediakan stok pupuk dalam jumlah yang aman.

Maryadi mengatakan, stok pupuk urea bersubsidi wilayah Jawa Barat, Banten dan sebagian Jawa Tengah tercatat sebanyak 122.533 ton atau 1147 persen dari ketentuan Dinas Pertanian (Distan) sebesar 10.687 ton.

“Hingga Agustus 2020, Pupuk Kujang telah menyalurkan 104 persen pupuk subsidi kepada petani,” jelasnya.

Jumlah tersebut, ujar Maryadi, setara dengan sekitar 475.818 ton pupuk dari ketentuan dinas pertanian sebesar 457.188 ton. Selain itu, Pupuk Kujang sudah menyalurkan sesuai lokasi dari pemerintah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Whats New
Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Whats New
Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Whats New
Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Whats New
Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Spend Smart
Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Whats New
Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Whats New
Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Whats New
Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Whats New
Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Whats New
Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Whats New
Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Whats New
Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com