JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 450 orang warga negara asing asal China bekerja di Kawasan Ekonomi Khusus Galang Batang, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau (Kepri).
Para tenaga kerja asing (TKA) tersebut didatangkan dari China untuk kebutuhan pembangunan konstruksi PLTU dan smelter dari PT Bintan Alumina Indonesia (BAI).
"Pada Sabtu (5/9/2020) ada lagi 145 pekerja dari China masuk ke perusahaan kami sehingga menjadi sekitar 450 orang. Sama seperti pekerja asing lainnya, mereka menaati protokol kesehatan," kata Direktur Utama PT BAI, Santoni di Bintan dilansir dari Antara, Senin (7/9/2020).
Diungkapan Santoni, kondisi sekarang jauh lebih kondusif dibanding sebelumnya ketika tenaga kerja asal China bekerja di lokasi PT BAI.
Baca juga: Menaker Ingin Pastikan TKA China Sesuai RPTKA dan Terapkan Protokol Kesehatan
Masyarakat sudah memahami bahwa para pekerja asing itu hanya sementara bekerja di perusahaan yang berstatus sebagai penanaman modal asing tersebut.
Para pekerja asal China itu memiliki keahlian di berbagai bidang untuk membangun PLTU dan smelter di Galang Batang.
Pembangunan PLTU di lokasi perusahaan ditargetkan selesai pada November 2020, sedangkan pembangunan smelter pada Januari 2021 sudah beroperasi.
"Tanpa pekerja dari China tersebut, proses pembangunan terganggu," ucap Santoni.
Santoni menegaskan pekerja lokal diprioritaskan untuk bekerja di-PT BAI. Saat ini sekitar 3 ribu pekerja dari Bintan dan daerah lainnya di Indonesia bekerja di perusahaan tersebut.
Baca juga: 325 TKA China Masuk ke Bintan Kepri
Komitmen untuk mengutamakan warga Bintan bekerja di-PT BAI juga dituangkan dalam nota kesepakatan dengan Bupati Bintan Apri Sujadi.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan