Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Bayangan Resesi, Ini Strategi Cuan Investasi Reksa Dana

Kompas.com - 07/09/2020, 16:13 WIB
Kiki Safitri,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Di tengah bayang-bayang resesi yang diproyeksikan bakal terjadi pada kuartal III 2020, tentunya instrumen investasi Anda harus dipersiapkan.

Selain meminimalisir potensi rugi, tentunya prospek cuan harus tetap menjadi yang utama dalam strategi investasi Anda.

Secara teknikal, resesi terjadi bila pertumbuhan ekonomi dalam dua kuartal berturut-turut mengalami  negatif secara tahunan.

Baca juga: Resesi Semakin Dekat, Milenial Harus Persiapkan Hal Ini

Kondisi kecemasan ini, tentunya bisa diantisipasi dengan strategi investasi reksadana yang baik.

Perencana Keuangan One Shield Consulting Budi Rahardjo mengatakan, selama pendemi Covid-19 ada dua reksa dana yang memiliki kinerja baik, yakni reksa dana pasar uang dan reksa dana pendapatan tetap.

“Kalau bicara rencana keuangan ketika memiliki rencana investasi, harsunya mengetahui tujuannya dulu. Kalau kita lihat dari sisi kinerja akhir-akhir ini, reksa dana yang sedang bagus adalah reksa dana pendapatan tetap dan reksa dana pasar uang,” kata Budi kepada Kompas.com, Senin (7/9/2020). 

Namun demikian, strategi meraup cuan melalui instrument investasi reksa dana di tengah bayangan resesi saat ini tentunya harus berdasarkan dengan tujuan investasi.

Baca juga: Berapa Porsi Portofolio Investasi Reksa Dana yang Tepat Saat New Normal?

Adapun strateginya antara lain sebagai berikut. 

1. Investasi Jangka Panjang

Budi mengatakan, untuk rencana investasi jangka panjang (5 tahun hingga 7 tahun), tentunya reksadana saham adalah solusi investasi tepat.

Menurut dia, dengan kondisi ekonomi yang kurang baik saat ini, bahkan diramalkan akan terjadi resesi, tentunya berdampak pada banyak instrumen investasi.

Salah satu dampaknya saat ini adalah, harga saham yang menjadi semakin murah, dengan bagitu investor bisa memanfaatkan kondisi ini untuk meraih potensi untung yang lebih besar di kemudian hari.

Dia bilang, situasinya ekonomi kurang baik terefleksikan dalam harga saham yang mengalami yang tertekan dan pergerakan yang melambat. Bahkan sampai saat ini, return dari investasi saham masih negatif.

Baca juga: Menimbang Untung Rugi Reksa Dana Pendapatan Tetap dan Obligasi

“Justru itu saatnya orang berinvestasi karena yang biasanya harga saham mahal, sekarang lagi murah untuk dibeli. Jadi untuk jangka panjang, kita bisa cenderung agresif untuk memilih reksadana saham sebagai alternatif investasi,” kata dia.

2. Investasi Jangka Menengah

Sementara untuk tujuan investasi jangka mengengah atau pada kisaran 2 tahun hingga 4 tahun, investor bisa melakukan pembelian reksadana campuran, atau juga diversifikasi reksa dana.

Misalkan saja, reksa dana pendapatan tetap dan reksa dana saham.

Budi mengatakan, untuk jangka menengah tentunya bisa di mix dengan yang antara pendapatan tetap dan juga yang sedikit berisiko supaya kita bisa mendapatkan peluang keuntungan di saat ekonomi pulih, karena umumnya harga saham bisa kembali lagi.

“Untuk tujuan janga menengah, instrumen pendapatan tetap bisa menjadi pilihan. Tetapi harus diingat, diversifikasi penting,” jelasnya.

Baca juga: Mau Investasi Saat Pandemi, Pilih Reksa Dana Atau Obligasi?

 

3. Investasi Jangka Pendek

Untuk tujuan investasi jangka pendek atau di bawah 1 tahun, tentunya bisa memilih reksa dana pasar uang.

Menurut Budi, reksa dana pasar uang lebih memberikan kepastian terkait dengan keuntungan atau imbal hasil yang diperoleh.

“Kalau tujuannya jangka pendek di bawah 1 tahun reksa dana pasar uang lebih baik, karena kan penempatanya di deposito dan instrumen utang jangka pendek. Sehingga memberikan kepastian keuntungan,” tegas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Freeport Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda di Papua, Indef Sarankan Ini

Freeport Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda di Papua, Indef Sarankan Ini

Whats New
Obligasi atau Emas, Pilih Mana?

Obligasi atau Emas, Pilih Mana?

Work Smart
Tiru India dan Thailand, Pemerintah Bakal Beri Insentif ke Apple jika Bangun Pabrik di RI

Tiru India dan Thailand, Pemerintah Bakal Beri Insentif ke Apple jika Bangun Pabrik di RI

Whats New
KB Bank Sukses Pertahankan Peringkat Nasional dari Fitch Ratings di Level AAA dengan Outlook Stabil

KB Bank Sukses Pertahankan Peringkat Nasional dari Fitch Ratings di Level AAA dengan Outlook Stabil

BrandzView
Harga Acuan Penjualan Gula Naik Jadi Rp 17.500 Per Kilogram

Harga Acuan Penjualan Gula Naik Jadi Rp 17.500 Per Kilogram

Whats New
Pertama di Asia, Hong Kong Setujui ETF Bitcoin

Pertama di Asia, Hong Kong Setujui ETF Bitcoin

Whats New
Sebanyak 109.105 Kendaraan Melintasi Tol Solo-Yogyakarta Saat Mudik Lebaran 2024

Sebanyak 109.105 Kendaraan Melintasi Tol Solo-Yogyakarta Saat Mudik Lebaran 2024

Whats New
HUT Ke-63, Bank DKI Sebut Bakal Terus Dukung Pembangunan Jakarta

HUT Ke-63, Bank DKI Sebut Bakal Terus Dukung Pembangunan Jakarta

Whats New
Daftar 17 Entitas Investasi Ilegal Baru yang Diblokir Satgas Pasti

Daftar 17 Entitas Investasi Ilegal Baru yang Diblokir Satgas Pasti

Whats New
BI Banten Distribusikan Uang Layak Edar Rp 3,88 Triliun Selama Ramadhan 2024, Pecahan Rp 2.000 Paling Diminati

BI Banten Distribusikan Uang Layak Edar Rp 3,88 Triliun Selama Ramadhan 2024, Pecahan Rp 2.000 Paling Diminati

Whats New
Satgas Pasti Blokir 537 Pinjol Ilegal dan 48 Penawaran Pinpri

Satgas Pasti Blokir 537 Pinjol Ilegal dan 48 Penawaran Pinpri

Whats New
Luhut: Apple Tertarik Investasi Kembangkan AI di IKN, Bali, dan Solo

Luhut: Apple Tertarik Investasi Kembangkan AI di IKN, Bali, dan Solo

Whats New
Dollar AS Melemah, Kurs Rupiah Masih Bertengger di Rp 16.100

Dollar AS Melemah, Kurs Rupiah Masih Bertengger di Rp 16.100

Whats New
Hilirisasi Nikel, Bagaimana Dampaknya bagi Pertumbuhan Ekonomi?

Hilirisasi Nikel, Bagaimana Dampaknya bagi Pertumbuhan Ekonomi?

Whats New
Bandara VVIP IKN Bakal Dioperasikan Terbatas Saat Upacara 17 Agustus

Bandara VVIP IKN Bakal Dioperasikan Terbatas Saat Upacara 17 Agustus

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com