Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PSBB Dilonggarkan, Okupansi RedDoorz Meningkat hingga 2 Kali Lipat

Kompas.com - 08/09/2020, 13:38 WIB
Elsa Catriana,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Semenjak diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) oleh pemerintah, banyak sektor ekonomi yang terdampak, salah satunya bisnis perhotelan.

Country Marketing Director RedDoorz Indonesia Sandy Maulana menyatakan, PSBB membuat bisnisnya mengalami penurunan yang cukup drastis.

Namun, sejak PSBB kembali dilonggarkan, transaksi pemesanan hotel kembali bergeliat dan membuat okupansinya kembali meningkat hingga dua kali lipat.

Baca juga: Bertahan dari Dampak Covid-19, RedDoorz Pangkas Gaji hingga PHK Karyawan

"Waktu ada PSBB memang transaksi pemesanan hotel sangat menurun, sedikit masyarakat yang ingin berlibur atau berpergian. Tapi sejak PSBB dilonggarkan, transaksi kembali meningkat dan okupansi kita naik sebesar 2 kali lipat jika dibandingkan pada bulan Mei yang lalu," ujarnya saat RedDoorz virtual group media interview, Selasa (8/9/2020).

Menurutnya, semenjak adanya Covid-19, bukan hanya RedDoorz yang ikut merasakan trend pemesanan hotel berkurang. 

Namun, hampir di seluruh hotel yang ada di Indonesia bahkan di luar negeri, juga merasakan hal yang sama.

Apalagi saat Covid-19 mulai mewabah, masyarakat lebih memilih untuk berdiam di rumah alias tidak berpergian.

Baca juga: RedDoorz Bikin Sayembara Bisa Jalan-jalan Gratis, Tertarik?

Seiring berjalannya waktu dan sejak PSBB dilonggarkan, minat masyarakat untuk berlibur atau memesan penginapan hotel mulai menunjukkan adanya peningkatan.

Namun, hanya untuk penginapan atau liburan domestik saja yang sekarang lebih digandrungi masyarakat dibandingkan perjalanan internasional.

"Sekarang masyarakat sudah kembali melakukan pemesan hotel, sudah ada juga yang mulai berlibur. Mereka lebih memilih berlibur di domestik saja daripada harus internasional, karena mereka berpikir untuk berlibur ke internasional selain memiliki syarat yang banyak juga memiliki risiko yang lebih besar," ucapnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com