SIANG tadi saya menerima WA yang mengabarkan berita duka telah berpulangnya Bapak Jakob Oetama, Bapak Kompas Gramedia dalam usia 88 tahun. Sebagai tokoh Pers terkemuka sekaligus Wartawan Kawakan, beliau saya kenal pertamakali sebagai salah satu kolega Ayah saya.
Perjuangannya dalam memajukan dunia kewartawanan dan banyak bidang lainnya dalam wadah Kompas Gramedia sudah banyak diketahui masyarakat luas.
Kredibilitas moral dari tata cara dan gaya pemberitaan kelompok Kompas sangat disegani semua orang dan telah merupakan merek dagang yang sangat diandalkan berkat peran beliau. Kita semua kehilangan tokoh dunia Pers yang sangat dihormati.
Beruntung sekali pada tahun 2009, ketika saya menerbitkan buku “Cat Rambut Orang Yahudi”, buku yang merupakan kumpulan artikel saya di Kompasiana, beliau bersedia untuk menulis Kata Pengantarnya. Saya memang menginginkan buku saya itu diberi kata pengantar oleh beliau.
Kebetulan buku saya itu akan diterbitkan oleh Penerbit Buku Kompas dan Sang Editor yang menanganinya adalah Saudara Pepih Nugraha Wartawan Kompas sahabat saya yang sekaligus merupakan salah satu pimpinan dan penggagas media daring Kompasiana.
Dengan Pepih sebagai mediator, maka Pak Jakob menyatakan kebersediaannya dan langsung meminta untuk dikirim naskah buku saya tersebut.
Untuk menghormati dan mengenang beliau , berikut ini saya tulis ulang Kata Pengantar Bapak Jakob Oetama pada buku Cat Rambut Orang Yahudi:
KATA PENGANTAR
Membaca kumpulan tulisan Marsekal Chappy Hakim dalam buku ini, teringatlah saya rubrik Kompasiana dalam HU Kompas yang terbit dalam tahun 60an – 70an, diasuh oleh PK Ojong. Narasinya menarik, sangat human, dituturkan secara lugas, bersemangat keberpihakan pada rakyat, mengangkat persoalan-persoalan actual yang kadang-kadang sebagai peristiwa biasa menjadi kapstok mengingatkan jatidiri kemanusiaan. Semua peristiwa ditempatkan dalam konteks jatidiri manusia yang menus-kerdil sekaligus adiluhur-mulia. Dalam hal gaya mirip-mirip Mahbub Djunaidi, tidak sesarkastis M.A.W Brouwer, tentu tidak sejenaka Jaya Suprana misalnya.
Oleh karena itu, ketika Pak Chappy Hakim meminta saya membuat Kata Pengantar dengan menyodorkan draft bukunya, dengan mengikuti tulisan-tulisannya dalam kolom Opini di Kompas, Jakarta Post, majalah Angkasa, Intisari dan sejumlah penerbitan lain, segera saya menyatakan kesediaan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.