JAKARTA, KOMPAS.com - Peniliti dari Indef Andry Satrio Nugroho memperkirakan vaksin penanganan virus corona (Covid-19) akan bisa didapatkan paling cepat di akhir 2021 dan paling lambat awal tahun 2022.
"Jadi kemungkinan besar vaksin yang paling cepat itu ada di akhir 2021 atau di awal 2022," katanya dalam diskusi virtual, Kamis (10/9/2020).
Perkiraan tersebut bermula dari tahapan uji klinis yang akan memakan waktu lama. Tapi, karena adanya kejadian luar biasa pandemi Covid-19 maka uji klinis pun dipercepat.
Baca juga: Data Penerima Vaksin Covid-19 Gratis Akan Disiapkan BPJS Kesehatan
Kendati dipercepat, lanjut Andry, tahapan vaksin untuk mendapatkan keabsahan produk di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) membutuhkan waktu hingga satu tahun.
"Kalau memang kita melihat Sinovac dan Bio Farma itu sudah memasuki fase ketiga, berarti dari Agustus sampai 6 bulan yang akan datang, mungkin di kuartal I (2021) masuk tahap FBE review," jelas dia.
"FBE review ini masuk ke dalam tahap Badan POM. Itu juga memakan waktu yang cukup lama. Paling cepat saya rasa 6 bulan sampai 1 tahun," sambungnya.
Sebelumnya, Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), Erick Thohir, memastikan Bio Farma mampu memproduksi vaksin virus corona atau Covid-19 sebanyak 250 juta dosis per tahun di akhir 2020.
Baca juga: Pemerintah Siapkan Rp 3,3 Triliun untuk Bayar DP Vaksin Covid-19
Targetnya, pelaksanaan vaksin massal bisa dilakukan pada akhir tahun 2020. Vaksin virus corona tersebut sebagian berasal dari bulk vaksin yang didatangkan dari Sinovac China.
Erick mengatakan, vaksinasi dilakukan dengan dua skema cara mendapatkan vaksin Covid-19 dari pemerintah, yakni melalui bantuan pemerintah dan vaksin secara mandiri atau berbayar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.