Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jakarta PSBB Total, Bagaimana Nasib Ekonomi RI Kuartal III?

Kompas.com - 10/09/2020, 17:03 WIB
Mutia Fauzia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom memproyeksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal III tahun ini akan kian tertekan akibat kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) total di DKI Jakarta.

Ekonom Centre of Reform on Economics (Core) Piter Abdullah mengatakan, pertumbuhan ekonomi akan mengalami kontraksi lebih dari tiga persen pada kuartal III-2020.

"Tanpa pengetatan PSBB, saya perkirakan minus 3 persen, artinya resesi. Dengan pengetatan PSBB pasti naik lagi, di atas 3 persen," ujar Piter ketika dihubungi Kompas.com, Kamis (10/9/2020).

Baca juga: PSBB Jakarta Kembali Diperketat, Gojek Masih Beroperasi?

Resesi merupakan kondisi di mana perekonomian mengalami kontraksi selama dua kuartal berturut-turut. Pada kuartal II yang lalu, perekonomian RI telah mengalami pertumbuhan ekonomi minus 5,32 persen.

Artinya, bila pada kuartal III mendatang perekonomian RI kembali minus, maka Indonesia masuk dalam definisi resesi secara teknis.

Piter menilai, dengan pengetatan kembali PSBB, roda perekonomian yang mulai bergerak di masa PSBB transisi bakal kembali melambat.

"Pada masa PSBB transisi perekonomian sudah bergerak kembali walaupun masih sangat terbatas. Penyaluran kredit mulai tumbuh, terutama dengan dorongan likudiitas oleh pemerintah, tetapi semua akan berbalik melambat kembali," ujar dia.

Baca juga: Jakarta Terapkan PSBB Total, Menperin Khawatir Industri Manufaktur Tertekan

Namun demikian, Piter berharap pengetatan PSBB bisa benar-benar menekan angka penularan Covid-19 yang terus meningkat dalam beberapa waktu terakhir.

Hal yang sama diungkapkan oleh ekonom Institute for Development of Economics and Finance Bhima Yudhistira. Dia mengatakan pengetatan PSBB tak hanya berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi negatif di kuartal III, namun berlanjut ke kuartal IV.

Namun menurut dia, pemberlakukan kembali PSBB diperlukan agar pada kuartal I 2021 mendatang angka penularan pandemi Covid-19 sudah melandai. Dengan demikian, pemulihan ekonomi bisa lebih cepat selesai.

"Efek PSBB tentu cukup luas ke semua sendi ekonomi, mulai dari turunnya konsumsi rumah tangga, produksi industri dan realisasi investasi juga tertunda. Diperkirakan akan terjadi PHK masal sebagai antisipasi turunnya permintaan," ujar Bhima.

Baca juga: Jakarta Terapkan PSBB Total, Pengusaha Khawatir

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com